Sejarah Musik Pop Indonesia

Sejarah Musik Pop Indonesia – Indonesia merdeka dari pemerintahan Belanda pada tahun 1940-an, yang memungkinkan negara untuk mengembangkan budaya nasionalnya sendiri. Musik rakyat yang dikenal sebagai kroncong dikembangkan dengan pengaruh barat sepanjang abad ke-20. Pemerintah negara itu telah melembagakan dan mendukung industri musiknya melalui P.N. Lokananta sejak akhir 1950-an. Presiden pertama Indonesia adalah Sukarno, yang putranya Guruh Sukarno menjadi bintang pop di tahun 1970-an.

Dangdut adalah jenis musik dansa yang sangat populer yang direkam oleh seniman seperti Rhoma Irama, Elvy Sikaesih dan Inul Daratista. Musik menjadi besar pada akhir 1970-an dan mirip dengan disko dan rock Amerika. Irma suka bernyanyi tentang cita-cita utopis dan kedamaian. Lagunya “Rupiah” dimaksudkan untuk mengkritik keserakahan, tetapi dilarang pada tahun 1977 karena menggambarkan mata uang Indonesia. Jenis lain dari musik tradisional disebut musik bambu, yang berasal dari tiang bambu buatan sendiri. Musik bambu populer pada akhir tahun lima puluhan, sementara Indonesia mengalami masa pergolakan.

Sejarah Musik Pop Indonesia

Koes Bersaudara, yang berubah menjadi Koes Plus, sangat dipengaruhi oleh The Beatles, menjadi pelopor musik kontroversial di tahun 60-an dan 70-an. Band ini berhasil menyatukan gaya kontemporer barat dalam musik mereka, tetapi anggota ditangkap karena memainkan lagu-lagu Beatles, yang telah dilarang oleh Sukarno. Beberapa lagu populer band ini termasuk “Bis Sekolah,” “Kelelawar” dan “Kembali Ke Jakarta.” Pada tahun 1969 band ini berganti nama menjadi Koes Plus dan tetap aktif di sirkuit konser selama beberapa dekade. Band-band rock yang menjadi populer setelah kesuksesan mereka termasuk Mercy’s, Panbers dan D’lloyd. slot

Band yang paling populer pada saat memasukin orde baru salah satunya sepeti Noah, Radja, Gigi, Dewa 19, Sheila on 7, D’Masiv dan Nidji. Band Noah awalnya dikenal sebagai Peterpan hingga 2008 dan telah mengeluarkan lagu-lagu yang menarik sejak tahun 1997. Radja sendiri merupakan salah satu dari banyak band rock Indonesia, band ini sendiri berasal dari Jakarta. Band ini mulai menjadi populer setelah album ketiga mereka ketika platinum pada tahun 2004. Gigi memulai serangkaian panjang album mulai tahun 1994, dibangun di atas lagu-lagu Dewa Budjana. Pada pertengahan 1990-an mereka adalah salah satu band terkenal Indonesia.

Salah satu artis rekaman paling sukses dalam sejarah Indonesia adalah band rock Jamrud dari Cimahi. Mereka telah memiliki karir beberapa juta album penjualan dan telah memenangkan banyak penghargaan. Beberapa anggota yang berbeda telah datang dan pergi sejak pembentukannya pada tahun 1989. Antara tahun 1996 dan 2011 band ini merilis sembilan album studio.

Dimulai pada Perang Dunia I pada tahun 1918. Di mana pada saat itu penduduk Amerika Serikat mulai menyukai musik ini dua tahun kemudian. Berasal dari penemuan Thomas Edison, maka istilah pop pertama kali diprakarsai oleh pengamat seni Inggris, Lawrence Alloway. Dengan kata lain, musik pop berasal dari kata-kata populer dan komersial, tidak heran jika musik ini memiliki banyak penggemar sampai sekarang.

Melalui gerakannya, pop itu dimaksudkan sebagai bumbu penyedap untuk menghancurkan pandangan lama seiring berjalannya waktu. Munculnya musik pop juga semakin populer di seluruh dunia dengan perpaduan berbagai ritme seperti Rhumba, Samba, Congsa, Mambo, dan jenis lainnya mulai tahun 1940. Dengan bermodal musik yang mudah didengarkan, musik pop dapat didukung oleh penggunaan teknologi dan tidak terbatas hanya dalam satu aliran tertentu. Misalkan, nada dari proses mixing atau gitar listrik bervariasi.

Musik pop dipahami secara komersial dengan rekaman musik, karena berorientasi pada pasar yang masih muda, karena liriknya adalah lagu yang relatif sederhana, tetapi memiliki pesan yang mendalam. Musik pop juga mengacu pada satu genre musik yang memiliki daya tarik yang luas, dan biasanya disalurkan ke audiens melalui industri musik. Berbeda dengan seni musik tradisional, yang biasanya menyebar secara akademis, ruang lingkup lebih kecil, dan penonton lokal.

Sejarah musik pop di indonesia

Diawali dengan band grub yang cukup terkenal di era 70-an. Ya, siapa lagi kalau bukan band legendaris Koes Ploes. Berkat puluhan lagu yang lahir dari grup musik ini, mulai dari pop, jawa, melayu, dangdut, pop anak-anak, keroncong, lagu rakyat, ketukan keras, dan lagu bahasa Inggris.

Sejarah musik pop di indonesia

Diawali dengan band grub yang cukup terkenal di era 70-an. Ya, siapa lagi kalau bukan band legendaris Koes Ploes. Berkat puluhan lagu yang lahir dari grup musik ini, mulai dari pop, jawa, melayu, dangdut, pop anak-anak, keroncong, lagu rakyat, ketukan keras, dan lagu bahasa Inggris.

Hingga namanya diabadikan sebagai grup musik paling berpengaruh di Museum Record Indonesia (MURI). Penulisan lagu mereka dikenal sederhana dalam puisi, musik, atau melodi.

Tahu band yang menjadi kebangkitan genre musik pop ini, tidak selalu berjalan lancar. Sekitar tahun 1976, Koes Plus tidak pernah redup, karena regenerasi mulai berkembang dan selera orang berubah. Puncaknya adalah tahun 1978, ketika Koes Plus benar-benar lemah. Seiring berjalannya waktu dari tahun 70-an hingga 80-an, musik pop Indonesia dihiasi oleh sejumlah grup musik seperti Mercy’s, Panber’s, D’Lloyd dan Koes Plus.

Setelah menjadi legenda band, kemudian muncul grup musik modern seperti Sheila On 7, Gigi, Peterpan, The Changcuters dan Padi. Dengan tampilan yang berbeda, tetapi mengandung elemen populer dengan gambar musik masing-masing. Jadi bahkan kemudian, musik pop akan terus beregenerasi dan berkembang dengan tren.

Perkembangan musik pop di Indonesia

Mulai dari tahun 1960-an, band-band domestik lokal mulai diciptakan dan diprakarsai oleh band Koes Bersaudara (Koes Plus), menggantikan musik yang awalnya diisi oleh band-band dari Malaysia dan Singapura. Munculnya Koes Plus membawa musik populer yang mudah dinikmati oleh orang-orang di Indonesia. Setelah popularitasnya (Koes Plus), banyak penyanyi terkenal Indonesia dapat dikenal di Asia Tenggara seperti Rossa, Ungu, Krisdayanti (KD), Noah, The Changcuters dan Wali band.

Musik pop legendaris Indonesia (penyanyi solo)

A. Riyanto (1943 – 1994)

Menjadi salah satu pilar musik pop Indonesia (solo) yang berhasil menerbitkan penyanyi papan atas era 70-80-an untuk rekaman dapur seperti; Tety Kadi, Ernie Djohan, Rafika Duri, dan Jamal Mirdad.

Chica Koeswoyo (1968)

Menjadi generasi ketiga Koeswoyo menjadikannya salah satu pelopor yang membuka kemungkinan penyanyi kecil sebagai primadona di tahun 70-an. Pada zamannya, lirik lagu anak-anak terdengar sederhana dan mudah dihafalkan.

Chrisye (1949 – 2007)

Sejarah Musik Pop Indonesia

Chrisye tertarik pada musik ketika ia masih muda dan memulai karirnya sebagai band bassis Gipsy. Terlahir dengan nama asli Christian Rahardi, adalah salah satu sosok penynyi dan penulis lagu di Indonesia. Banyak lagu yang dirilis oleh tangan dingin Chrisye yang diatur ulang oleh penyanyi top sampai sekarang.

Musik pop legendaris Indonesia (band)

Koes Plus

Koes Plus adalah grup musik yang dibentuk pada tahun 1969, melanjutkan grup Koes Brothers. Koes Plus dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock n ‘roll di Indonesia pada tahun 1970-an. Berikut adalah beberapa hit-nya; seperti “Kolam Susu”, “Diana”, “Cubit-Cubitan” dan “Bis Sekolah”.

Perjalanan Musik Dangdut Indonesia

Perjalanan Musik Dangdut Indonesia – Saat ini musik terdiri dari berbagai macam  genre. Namun dari negara kita Indonesia ini, musik dangdut lebih khas dikenal oleh masyarakat luas. Segala usia saat ini menyukai musik dangdut, bahkan tak jarang penyanyi pop saat ini mencampurkan alunan lagu popnya dengan musik dangdut. Untuk lebih lengkapnya mari kita simak tentang sejarah dan perkembangan musik dangdut indonesia.

Musik populer yang namanya diambil dari suara kendang, alat musik serupa tabla di India tetapi lebih sederhana, memang terbukti hingga saat ini tak lekang oleh zaman. Oma Irama (71) adalah sosok seniman genius yang namanya akan selalu lekat dengan bentuk kesenian ini. Jika saat ini orang mengenal dia sebagai Rhoma Irama itu adalah sebutan kehormatan bagi dia dengan menyertakan dua kata ‘raden’ dan ‘haji’ di depan namanya. Rhoma Irama, lepas dengan segala kekurangannya, adalah sosok penyanyi, komposer, pencari bakat, produser musik dan film, ideolog, hingga pelestari musik dangdut yang namanya mungkin akan selalu dicetak dalam tinta emas sejarah Indonesia. slotonline

Perjalanan Musik Dangdut Indonesia

Mathew Cohen (2006), peneliti seni pertunjukan Indonesia mencatat, leluhur musik dangdut berasal dari orkes keliling yang melawat dari Malaya (Malaka), kemudian Medan, Singapura, Bukittinggi, Jakarta, Semarang, hingga Surabaya. Pertunjukan orkes keliling itu dikenal dengan nama Stambul, sebuah penamaan yang identik dengan budaya kosmopolitan di akhir abad 19 yang dekat dengan warna-warna klasik Imperium Usmaniah dengan ibu kotanya, Istambul.

Orkes-orkes ini memainkan musik dengan seperti yang biasa dipertunjukkan dalam pentas-pentas di London, Paris, Istambul, Damaskus, hingga Kairo yang memadukan mini orkestra, dengan biola, picolo, piano, gitar, akordeon, dan tambur tentu saja dengan aksentuasi Melayu. Di Jakarta para pemain orkes bereksperimen dengan musik-musik rekaman dari India dan mencampurkan cengkoknya dengan nada Melayu.  Lagu-lagu semacam “Selayang Pandang”, yaitu hasil dari iklim Melayu-Deli yang diputar di Medan-Malaya. Sedangkan lagu seperti “Terajana” dan “Purnama” adalah warna-warna India yang berkembang di Jakarta. Sementara itu, “Seroja” yang dibawakan oleh penyanyi berdarah Hadramaut, Said Effendi, asal Bondowoso, memberi warna padang pasir. Bagi generasi 80-an hingga 90-an, siaran radio legendaris dari ABC Australia yang biasa dibawakan oleh Nuim Haiyat adalah pengobat rindu diputarnya lagu-lagu ini.

Hingga munculnya politik konfrontasi dengan Malaysia, pada periode awal 60-an, sesungguhnya pertalian ekspresi kebudayaan dua bangsa serumpun adalah saling memajukan satu sama lain. Setelah pelarangan lagu barat dan lagu ngak-ngik-ngok, muncullah sekat-sekat pemisahan.

Zaman Klasik

Ciri khas musik dangdut generasi yang pertama dari penyanyi dan seniman yang mulai maju di tahun 50-60-an adalah irama yang mereka sebut sebagai ‘chalte’. Chalte atau calte adalah irama memukul gendang gaya India yang bisa dicermati dengan bunyi ‘tak-tung, dang-dut, …. tak-tung, dang-dut’. Cara memukul gendang seperti ini yang paling banyak didapati dalam rekaman-rekaman artis, seperti Ellya Khadam, A Rafiq, Ida Laila, Oma Irama.

Perjalanan Musik Dangdut Indonesia

Rhoma Irama-lah yang menasbihkan kata ‘dangdut’. Lagu “Terajana” adalah cara Rhoma Irama membalas cemoohan dari kelompok lain yang menganggap musiknya kampungan. “Dangdut suara gendang … rasa ingin berdendang..” Petikan lagu itu adalah kata yang pertama muncul istilah dangdut yang kemudian menjadi label pada genre ini.

Jika warna irama melayu masih kental dalam rekaman lagu-lagu Meggy Zakaria, pada periode 60-70-an, Rhoma Irama tidak berhenti di sana. Kembali pada dialog dengan grup-grup musik lain yang bergenre hard rock atau funk, Rhoma Irama mencampurkan komposisi musiknya dengan sentuhan perkusi John Bonham dari Led Zeppelin dalam lagu “Pertemuan” atau sayatan gitar Ritchie Blackmore dalam lagu “Ghibah”.

Rekaman dan Pita Kaset

Memasuki masa 80-an hingga 90-an  kepeloporan Rhoma Irama masih sangat kuat, tetapi karena keputusannya untuk mengambil sikap politik yang berbeda membuat dia tidak bisa tampil di televisi nasional. Pada periode inilah musik dangdut yang dibawakan oleh Meggy Zakaria, Mansyur S, Muhsin Al Atas, Elvy Sukaesih, hingga Camelia Malik mengisi popularitas di televisi.

Kembali ke Komunitas

Sebenarnya ada berbagai macam perubahan dalam dunia musik rekaman sebelum kemunculan kategori dangdut ini. Periode 80-an hingga 90-an awal adalah periode keemasan dunia musik rekaman yang menggunakan pita kaset. Perkembangan teknologi komputer belum cukup berkembang membuat para penikmat lagu dangdut harus mendengarkan radio dan membeli kaset untuk mendapatkannya. Belakangan, media rekaman berkembang menjadi kepingan Compact Disc.

Genre dangdut koplo sebenarnya berawal dari masa transisi ini. Ketika kaset rekaman, atau keping CD rekaman tidak lagi bisa mendongkrak penjualan para musisi dangdut di daerah-daerah mau tidak mau harus mempunyai kiat-kiat khusus dalam mendongkrak penghidupan mereka. Karena dunia rekaman tidak menjanjikan keuntungan yang memadai seniman-seniman musik dangdut di daerah-daerah mengembangkan cara-cara khas dalam memasarkan produk mereka.

Yang pertama, alih-alih memusuhi pembajakan lagu melalui keping CD, grup-grup di daerah malah mendorong agar para pembajak lagu merekam pertunjukan keliling mereka dan menyebarkannya ke seluruh Indonesia.

Yang kedua, kembali pada kiat lama, dunia musik hiburan hanya akan bertahan dengan safari pertunjukan keliling di berbagai kota. Yang ketiga, mengembangkan komunitas, semangat kolaborasi antara musisi, seniman, artis penyanyi, produser, hingga kordinator penggemar ternyata menjadi alat pemasaran yang paling cocok dengan perkembangan jaman. Jejaring penggemar melalui media sosial lebih memperkuat tradisi pengembangan komunitas ini.

Yang keempat, mengembangkan satu genre yang bisa memasukkan seluruh unsur kreativtias populer yang mudah dikenal masyarakat. Pengembangan cara memukul gendang dangdut dengan warna lokal memunculkan genre baru yang kemudian dikenal sebagai Dangdut Koplo atau Kendang Kempul pada masa awal kemunculannya.

Yang kelima, memunculkan artis-artis muda potensial, dengan penampilan dan gaya yang bersahaja, tidak glamor, dan cenderung tidak kontroversial. Kiat-kiat inilah yang membuat genre paling mutakhir ini terbukti menjadi genre yang paling bisa diterima oleh semua kalangan dan memunculkan bintang-bintang terkenal yang baru.

Saat dunia musik rekaman tidak mampu memunculkan artis-artis yang potensial karena sulitnya mendapatkan pendapatan dari hasil penjualan hasil rekaman, genre dangdut koplo, dengan kiat-kiat kembali ke komunitas, kembali menjadi jawaban atas kelesuan industri rekaman.

Salah satu yang menjadi artis terkenal, hampir tanpa kelebihan dunia televisi atau radio, adalah artis dangdut Sodik Monata. Penyanyi berambut gimbal yang pernah menjadi tukang becak ini memulai karir di rombongan orkes musik koplo sebagai kuli angkut sound system.

Dalam perkembangannya kemudian ternyata dia bisa menjadi petugas check sound. Dan karena dia mempunyai suara dan kemampuan menyanyi yang khas, penonton pertunjukan mendaulat Sodik menjadi pembawa lagu.Ketekunan menjalani pentas pertunjukan dari kota ke kota hingga ke pelosok desa disertai kemunculan dalam VCD rekaman bajakan yang diputar di berbagai terminal bis atau pelabuhan-pelabuhan dan pangkalan-pangkalan truk membuat popularitas Sodik meroket.