
Pengamat Musik Terkemuka Bens Leo Meninggal – Pengamat musik terkemuka dan mantan jurnalis Benedictus Benny Hadi Utomo, yang akrab disapa Bens Leo, meninggal dunia pada Senin dalam usia 69 tahun.
Bens telah berjuang melawan COVID-19 selama seminggu terakhir di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan.
Kabar tersebut dipatahkan oleh jurnalis musik Adib Hidayat di media sosial. “Perpisahan Mas Bens Leo.

Kami kehilangan jurnalis dan pemerhati musik Indonesia yang tak tergantikan.
Hal ini dibenarkan oleh istrinya, Mbak Pauline, yang mengirimkan kabar tersebut ke Teh @RiaHDradjat pada pukul 08:24 pagi ini,” cuit Adib.
Sebuah pernyataan dari keluarga Bens mengikuti dan beredar secara online, mengkonfirmasi kematiannya dan meminta orang lain untuk memberikan penghormatan dengan menawarkan doa dari rumah mereka sendiri.
“Dengan segala kerendahan hati, kami meminta maaf atas semua kesalahan yang dibuat Bens selama hidupnya,” bunyi pesan tersebut.
“Tanpa mengurangi rasa terima kasih atas perhatian dan rasa hormat yang diberikan, demi menjaga privasi keluarga inti dan untuk mematuhi protokol COVID-19, kami meminta keluarga besar, teman, dan kerabat Bens untuk membimbingnya ke tempat peristirahatan terakhirnya dengan doa. dari rumah mereka sendiri,” lanjut catatan itu.
Lahir pada 8 Agustus 1952, Bens adalah jurnalis terkemuka di industri musik dan hiburan.
Tulisannya di grup musik Indonesia Koes Ploes dan Panbers membantu mendongkrak karirnya dan membuatnya menjadi satu-satunya jurnalis musik Indonesia yang diundang ke World Popular Song Festival di Tokyo pada tahun 1976.
Dia kemudian menjadi pencari bakat, juri untuk program musik, pengamat dan produser.
Bens memproduseri album debut grup musik terkenal Kahitna, Cerita Cinta, pada 1993.
Ia juga vokal penentang pembajakan musik. Belasungkawa mengalir dari sesama jurnalis, musisi, dan selebriti.
Sebelumnya diberitakan, Bens didiagnosis COVID-19 pada 23 November bersama istrinya, Pauline Endang Praptini.
Grieve akan merilis edisi pertama kompilasi underground baru, ‘Noise Assault’
Label independen Grieve Records dijadwalkan untuk meluncurkan volume pertama dari seri album kompilasi baru berjudul Noise Assault pada akhir bulan ini, meskipun tidak ada tanggal rilis yang ditetapkan.
Menampilkan 18 band dari kota-kota di Jabodetabek dan Jawa, termasuk Cikarang, Bandung, Blora, Sidoarjo, Yogyakarta dan Surabaya, album kompilasi ini bertujuan untuk mencerminkan scene underground saat ini.
Ini menyoroti suara di berbagai genre, mulai dari band garage/punk rock Elektre, Succubus dan Asylum Uniform, musik hardcore abrasif dari grup seperti Knife, Speed X dan Ratrace, serta suara noisepop dan shoegaze dari Sunlotus, Enola dan Morgensoll.
Melengkapi trek remaster oleh insinyur Andry “Joe” Novaliano adalah karya seni dari Tekknovoid, sementara jurnalis musik Yudhistira Agato, Reno Surya dan Abdul Manann Rasudi berkontribusi pada catatan liner album.
“Semuanya dimulai pada Juni 2021, ketika kami meminta pengikut media sosial kami untuk merekomendasikan band baru.”
“Kami terkejut ketika pengikut kami menyebutkan banyak band hebat yang berada di luar radar kami,” kata salah satu pendiri Grieve Records, Uri Putra, kepada The Jakarta Post.
Jadi Uri memutuskan untuk membuat kompilasi untuk memperkenalkan permata “baru ditemukan”.
Dibantu oleh sesama label runner Sayiba Bajumi dan Saiful Haq, Uri mendengarkan 40 band untuk menciutkan mereka menurut sejumlah kriteria, termasuk kualitas rekaman.
“Ada begitu banyak band yang ingin kami rilis, tapi kami kekurangan uang. Jadi album kompilasi adalah solusi untuk […] memperkenalkan banyak band-band hebat ini,” jelas Uri.
Serangan Kebisingan Vol. 1 akan dirilis dalam bentuk CD seharga Rp 55.000 (US$3,84).
Pecinta musik dapat memesan di muka kompilasi dengan mengirim pesan langsung Grieve Record di Instagram.
Label berencana untuk menindaklanjuti dengan volume berturut-turut dari Noise Assault untuk memperkenalkan band nonmainstream lainnya.
Uri mendirikan Grieve Records dengan Sayiba pada tahun 2011 untuk merilis musik dari band mereka, grup punk horor Kelelawar Malam (“kelelawar buah”) dan band post-metal Ghaust, yang dibubarkan pada tahun 2016 setelah drummer Edward “Edo” Predico terbunuh dalam tragedi tragis. kecelakaan.

Grieve, yang berbagi tempat dengan tempat konser underground Rossi Musik di Jakarta Selatan, juga telah merilis musik dari band-band underground seperti Sumpah, Ssslothhh, Ora Iso dan Candlegoat, serta grup hip-hop Homicide bekerjasama dengan Bandung- berdasarkan Grimloc Records.
Mereka juga telah menyelenggarakan lusinan konser untuk band-band yang mengadakan tur di Jakarta, termasuk band punk Barat Doom and Tragedy.