Musisi Peter Jonatan: Menyesuaikan Kembali Musik Klasik

Musisi Peter Jonatan: Menyesuaikan Kembali Musik Klasik – Peter Jonatan, seorang komposer, arranger, orkestra dan pendidik Indonesia, memperoleh gelar PhD dalam studi jazz dari New England Conservatory of Music (NEC) akhir tahun lalu, menjadikannya salah satu musisi Indonesia pertama yang memiliki gelar tinggi dalam musik jazz.

Ia juga menyelesaikan studi pascasarjana di institut yang sama pada tahun 2014 dan saat ini mengajar di NEC.

Musisi Peter Jonatan: Menyesuaikan Kembali Musik Klasik

Dalam percakapan baru-baru ini dengan The Jakarta Post, Peter menceritakan bahwa pengalaman panjangnya dengan musik jazz dan klasik dimulai ketika ia berusia 4 tahun.

Dia juga selalu menunjukkan minat pada genre musik lain, dan perkenalannya dengan pianis gereja Priscilla Dianawati memperluas perspektifnya di luar genre yang kemudian dia kuasai.

Ibu Diana, panggilan Peter Priscilla, menjadi gurunya selama enam tahun mulai tahun 1996. Darinya, Peter belajar cara mengiringi musik gereja dan paduan suara.

Ia juga belajar di Yamaha Music School Indonesia (YMI) selama lima tahun, dan kemudian di Yayasan Pendidikan Musik (YPM) selama lima tahun.

Peter mengatakan banyak musisi dan penyanyi berbakat dapat ditemukan di Indonesia tetapi banyak yang memiliki pendidikan musik yang tidak memadai dan hanya mengandalkan bakat alam.

Mereka juga belajar musik sangat terlambat dibandingkan dengan anak-anak di AS.

Ini menjelaskan, katanya, mengapa sedikit musisi Indonesia yang bisa bertahan dan sukses dalam jangka waktu yang lama.

Studi di Nanyang Technological University Lahir di Jakarta, pada 25 Juli 1983, Peter menyelesaikan SMA di Jakarta pada tahun 2002.

Ia melanjutkan studinya di Nanyang Technological University (NTU) di Singapura pada tahun 2002 dan memperoleh gelar sarjana di bidang Material Engineering pada tahun 2006.

Ia ditawari kesempatan untuk melanjutkan studinya di Teknik Material di tingkat PhD dengan beasiswa penuh.

Dia bercita-cita menjadi seorang insinyur dan akhirnya menjadi dosen dan peneliti universitas.

Tapi dia juga masih bersemangat untuk mengejar impian musiknya.

Dia berkonsultasi dan berbicara dengan orang-orang terdekatnya, terutama orang tuanya.

Mereka semua menyimpulkan bahwa musisi bukanlah profesi yang menjanjikan sama sekali dan lebih memilih Peter menjadi insinyur karena dia lulusan universitas ternama.

Pergi ke Berklee College of Music Tiga tahun setelah lulus dari NTU, ia memutuskan untuk mengejar impian masa kecilnya menjadi seorang musisi.

Dia memilih Berklee College of Music di Boston sebagai tujuan selanjutnya. Ia menjadi mahasiswa sarjana untuk kedua kalinya.

“Pertunjukan dan komposisi adalah dua program paling populer. Tapi di Berklee ada lebih banyak program, seperti sound engineering.”

“Siswa belajar bagaimana membuat campuran dan mengelola sistem suara. Lalu ada musik terapi untuk rumah sakit dan sound design,” kata Peter.

Pada semester kedua, Peter memilih komposisi jazz sebagai jurusannya, meskipun ia hanya memiliki pengetahuan yang terbatas tentang genre tersebut.

Di Berklee ada dua pilihan komposisi mayor: musik klasik dan jazz. “Dalam jazz, kita harus kreatif, dan kita harus mengembangkan apa yang sudah ditulis.”

Pindah ke NEC Peter lulus tahun 2011 dan berencana bekerja sebagai komposer.

Menyadari dia masih sama sekali tidak dikenal di AS, pada 2012 dia memutuskan untuk melanjutkan studi lebih lanjut di NEC, juga di Boston, karena Berklee tidak memiliki program pascasarjana.

Konservatori berada di peringkat ke-4 atau ke-5 di dunia. Unik juga karena 80 persen siswanya belajar musik klasik.

Ini bertindak sebagai tempat pelatihan bagi pemain cello, pemain biola dan kontrabass. Ia lulus pada tahun 2014 dan langsung melanjutkan ke program PhD.

Ia baru menyelesaikannya pada 2020 karena juga diminta mengajar di sana. Dia menyelesaikan studinya akhir tahun lalu.

Disertasinya adalah tentang komposisi jazz. Menyesuaikan kembali musik klasik Dalam diskusi dengan profesor dan dosen lain, Peter mengusulkan penyesuaian kurikulum karena merasa sudah ketinggalan zaman.

“Jika kita hanya mengajarkan musik klasik, tanpa menggabungkannya dengan perkembangan modern, kita tidak akan mampu bersaing dengan universitas yang lebih modern. Ide saya diterima – semua orang setuju.

Kemudian kami rancang ulang kurikulumnya dengan memasukkan teknologi musik,” ujar dosen tersebut. “[Kita perlu] menguasai teknologi terutama di masa pandemi ini, era Zoom, di mana orang berkolaborasi melalui media online,” kata Peter.

“Jika mereka tidak tahu editing [musik berbasis komputer], kita harus mencoba mengintegrasikan teknologi musik ke dalam kurikulum dengan musik klasik.”

Musisi klasik seringkali tidak tertarik dengan musik non-klasik. Menurut Peter, musik klasik sedang mengalami reorientasi pasar.

Pasar musik klasik akan tetap ada selamanya, tetapi akan terbatas, ia percaya. Peter mengatakan genre harus tumbuh “untuk lebih berhubungan dengan dunia saat ini”.

Musisi Peter Jonatan: Menyesuaikan Kembali Musik Klasik

Musik Indonesia Banyak musisi dan penyanyi yang masih kesulitan membaca notasi musik, kata Peter.

Jadi bagaimana mereka bisa memutar musik ketika mereka tidak bisa membaca not? Banyak orang Indonesia adalah musisi berbakat.

Namun untuk menjangkau khalayak yang lebih luas, mereka harus menguasai teori dan tidak hanya mengandalkan keterampilan otodidak mereka. “Jika Anda hanya ingin pla

Metal Alternatif Hingga Pop Seni, Indonesia Punya Semuanya

Metal Alternatif Hingga Pop Seni, Indonesia Punya Semuanya – Bagi mereka yang ingin menjelajahi beberapa talenta musik paling segar dari Indonesia atau hanya ingin menambahkan trek baru ke daftar putar Anda, kami siap membantu Anda.

Dari alternative metal hingga psychedelic pop romantis, post-hardcore anthem dan dark electronic pop, inilah beberapa lagu terbaru dari Indonesia yang layak untuk didengarkan.

Filler – “Crippled Zone” Pada debut nomor mereka “Crippled Zone”, Filler Yogyakarta menyanyikan, atau lebih tepatnya berteriak, tentang rasa sakit keterasingan yang datang dengan tinggal di daerah pedesaan Indonesia dan mungkin kurangnya perhatian yang didapat dibandingkan dengan yang besar kota.

Metal Alternatif Hingga Pop Seni, Indonesia Punya Semuanya

Dipenuhi dengan kesedihan dan kemarahan, “Crippled Zone” adalah lagu post-hardcore goyang yang tidak takut untuk memperlambatnya, memberikan ruang untuk membersihkan, garis gitar melodi untuk bersinar.

Terdiri dari anggota kelompok sidestream Yogyakarta seperti MDAE, Cloudburst dan YK//DK, Filler telah mengarang suara yang mungkin menarik bagi para punk-head lama dan rocker indie yang lebih kontemporer.

Tender Shoots – “Alive Again” Sebuah proyek baru penyanyi/penulis lagu Omar Prazhari (ATSEA) dan Jugo Djarot (Circarama), Tender Shoots membangkitkan rasa nostalgia dan jenis cinta romantis mari kita-tumbuh-bersama di single pertamanya “Hidup lagi”.

Dirilis di label pop indie Jakarta, Kolibri Records, duo ini menghasilkan kemunduran ke suara psychedelic klasik 70-an yang disaring melalui penulisan lagu pop indie modern, gaya yang telah populer selama beberapa tahun terakhir berkat artis seperti rocker indie AS Mac DeMarco.

Ringan dan ringan, “Alive Again” adalah lagu yang ingin Anda dengarkan saat Anda berpegangan tangan dengan pasangan pada jam 5 pagi.

Bilal Indrajaya – “Niscaya” Di “Niscaya” (Tidak diragukan lagi), penyanyi solo asal Tangerang Selatan Bilal Indrajaya terdengar lebih pop daripada sebelumnya, dengan cara terbaik.

Dari senar, bass yang funky hingga falsettos yang berkesan di bagian chorus, segala sesuatu tentang lagu ini meneriakkan hit, seperti banyak lagu pop klasik Indonesia yang dulu mendominasi gelombang udara di tahun 90-an dan 2000-an.

Secara lirik, tidak jauh berbeda dengan lagu-lagu Bilal sebelumnya, karena mengungkapkan ketakutan seseorang untuk meninggalkan suatu hubungan meskipun itu mungkin hal yang benar untuk dilakukan.

Abadi – “Dominasi Ambisi” Suara rock alternatif 90-an kembali muncul.

Apa yang dilakukan Surabaya Timeless dengan cerdik adalah mencampurkan aspek genre yang sedikit lebih keras dengan emo awal 2000-an yang menarik yang lazim dari band-band seperti Taking Back Sunday dan Jimmy Eat World, meminjamkan “Dominasi Ambisi” (Dominasi Ambisi) yang lebih dewasa suara, yang juga tercermin dari tema lirik perjuangan seseorang dengan ambisi.

Neurova – “Shred” Mari kita perjelas: Neurova Majalengka terdengar sangat mirip dengan band rock AS Deftones, terutama di album kedua mereka Around The Fur.

Dari riff chunky down-tuned yang besar, gitar bersih atmosfer hingga hal dramatis, setengah berbisik setengah bernyanyi yang dilakukan penyanyi Deftones Chino Moreno, semuanya dieksekusi dengan sangat baik oleh Neurova.

Bakat dan bakat untuk menulis lagu ada di sana, dan mudah-mudahan band ini akan memperluas suaranya dan mengukir ceruk metal alternatifnya sendiri.

Tetapi sementara itu, jika Anda dapat melewati kesamaan dengan pengaruhnya yang jelas, Anda mungkin menemukan diri Anda terpukau dengan lagu tersebut, karena, yah, itu hancur.

Rayssa Dynta – “Kartu”

Penyanyi-penulis lagu muda Rayssa Dynta menjadi art-pop dengan single barunya “Cards.” Diproduseri oleh Aryo Adhianto dari Space System / A Fine Tuning Creation yang terkenal, trek ini memiliki suasana yang sedikit gelap dan tidak menyenangkan sejak awal, yang tidak secara kebetulan cocok dengan lirik tentang twist power-play dalam suatu hubungan.

Mid-song, “Cards” juga memiliki jeda instrumental ini di mana sub-bass/beat yang masif berganti beberapa kali.

Ini adalah sentuhan petualang yang bagus untuk nomor elektronik yang sudah memesona. Mr. Jarwo – “Anti Rebahan” Setelah akhir yang cukup disayangkan dari salah satu band pop terbesar di Indonesia Naif, gitaris band Fajar Endra Taruna Mangkudisastro, atau Jarwo, menghasilkan sesuatu yang dapat membuat penggemar mantan bandnya tersenyum.

Metal Alternatif Hingga Pop Seni, Indonesia Punya Semuanya

Single perdananya “Anti Rebahan” masih menyalurkan semangat yang sama seperti proyek sebelumnya: lirik sederhana yang membumi yang dapat dipahami semua orang disertai dengan lagu-lagu pop rock yang catchy penuh dengan vokal yang harmonis.

Saat Anda mendengarkan kata-kata “Tidak ada gunanya menunda-nunda / Siapkan diri Anda / Untuk mengalami hari yang indah / Meskipun kemarin Anda lelah / Percaya bahwa semuanya akan menjadi lebih baik / Bergembiralah!”, Jarwo seolah-olah sedang bernyanyi untuk dirinya sebanyak dia bernyanyi untuk kita.

Pengamat Musik Terkemuka Bens Leo Meninggal

Pengamat Musik Terkemuka Bens Leo Meninggal – Pengamat musik terkemuka dan mantan jurnalis Benedictus Benny Hadi Utomo, yang akrab disapa Bens Leo, meninggal dunia pada Senin dalam usia 69 tahun.

Bens telah berjuang melawan COVID-19 selama seminggu terakhir di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan.

Kabar tersebut dipatahkan oleh jurnalis musik Adib Hidayat di media sosial. “Perpisahan Mas Bens Leo.

Pengamat Musik Terkemuka Bens Leo Meninggal

Kami kehilangan jurnalis dan pemerhati musik Indonesia yang tak tergantikan.

Hal ini dibenarkan oleh istrinya, Mbak Pauline, yang mengirimkan kabar tersebut ke Teh @RiaHDradjat pada pukul 08:24 pagi ini,” cuit Adib.

Sebuah pernyataan dari keluarga Bens mengikuti dan beredar secara online, mengkonfirmasi kematiannya dan meminta orang lain untuk memberikan penghormatan dengan menawarkan doa dari rumah mereka sendiri.

“Dengan segala kerendahan hati, kami meminta maaf atas semua kesalahan yang dibuat Bens selama hidupnya,” bunyi pesan tersebut.

“Tanpa mengurangi rasa terima kasih atas perhatian dan rasa hormat yang diberikan, demi menjaga privasi keluarga inti dan untuk mematuhi protokol COVID-19, kami meminta keluarga besar, teman, dan kerabat Bens untuk membimbingnya ke tempat peristirahatan terakhirnya dengan doa. dari rumah mereka sendiri,” lanjut catatan itu.

Lahir pada 8 Agustus 1952, Bens adalah jurnalis terkemuka di industri musik dan hiburan.

Tulisannya di grup musik Indonesia Koes Ploes dan Panbers membantu mendongkrak karirnya dan membuatnya menjadi satu-satunya jurnalis musik Indonesia yang diundang ke World Popular Song Festival di Tokyo pada tahun 1976.

Dia kemudian menjadi pencari bakat, juri untuk program musik, pengamat dan produser.

Bens memproduseri album debut grup musik terkenal Kahitna, Cerita Cinta, pada 1993.

Ia juga vokal penentang pembajakan musik. Belasungkawa mengalir dari sesama jurnalis, musisi, dan selebriti.

Sebelumnya diberitakan, Bens didiagnosis COVID-19 pada 23 November bersama istrinya, Pauline Endang Praptini.

Grieve akan merilis edisi pertama kompilasi underground baru, ‘Noise Assault’

Label independen Grieve Records dijadwalkan untuk meluncurkan volume pertama dari seri album kompilasi baru berjudul Noise Assault pada akhir bulan ini, meskipun tidak ada tanggal rilis yang ditetapkan.

Menampilkan 18 band dari kota-kota di Jabodetabek dan Jawa, termasuk Cikarang, Bandung, Blora, Sidoarjo, Yogyakarta dan Surabaya, album kompilasi ini bertujuan untuk mencerminkan scene underground saat ini.

Ini menyoroti suara di berbagai genre, mulai dari band garage/punk rock Elektre, Succubus dan Asylum Uniform, musik hardcore abrasif dari grup seperti Knife, Speed   X dan Ratrace, serta suara noisepop dan shoegaze dari Sunlotus, Enola dan Morgensoll.

Melengkapi trek remaster oleh insinyur Andry “Joe” Novaliano adalah karya seni dari Tekknovoid, sementara jurnalis musik Yudhistira Agato, Reno Surya dan Abdul Manann Rasudi berkontribusi pada catatan liner album.

“Semuanya dimulai pada Juni 2021, ketika kami meminta pengikut media sosial kami untuk merekomendasikan band baru.”

“Kami terkejut ketika pengikut kami menyebutkan banyak band hebat yang berada di luar radar kami,” kata salah satu pendiri Grieve Records, Uri Putra, kepada The Jakarta Post.

Jadi Uri memutuskan untuk membuat kompilasi untuk memperkenalkan permata “baru ditemukan”.

Dibantu oleh sesama label runner Sayiba Bajumi dan Saiful Haq, Uri mendengarkan 40 band untuk menciutkan mereka menurut sejumlah kriteria, termasuk kualitas rekaman.

“Ada begitu banyak band yang ingin kami rilis, tapi kami kekurangan uang. Jadi album kompilasi adalah solusi untuk […] memperkenalkan banyak band-band hebat ini,” jelas Uri.

Serangan Kebisingan Vol. 1 akan dirilis dalam bentuk CD seharga Rp 55.000 (US$3,84).

Pecinta musik dapat memesan di muka kompilasi dengan mengirim pesan langsung Grieve Record di Instagram.

Label berencana untuk menindaklanjuti dengan volume berturut-turut dari Noise Assault untuk memperkenalkan band nonmainstream lainnya.

Uri mendirikan Grieve Records dengan Sayiba pada tahun 2011 untuk merilis musik dari band mereka, grup punk horor Kelelawar Malam (“kelelawar buah”) dan band post-metal Ghaust, yang dibubarkan pada tahun 2016 setelah drummer Edward “Edo” Predico terbunuh dalam tragedi tragis. kecelakaan.

Pengamat Musik Terkemuka Bens Leo Meninggal

Grieve, yang berbagi tempat dengan tempat konser underground Rossi Musik di Jakarta Selatan, juga telah merilis musik dari band-band underground seperti Sumpah, Ssslothhh, Ora Iso dan Candlegoat, serta grup hip-hop Homicide bekerjasama dengan Bandung- berdasarkan Grimloc Records.

Mereka juga telah menyelenggarakan lusinan konser untuk band-band yang mengadakan tur di Jakarta, termasuk band punk Barat Doom and Tragedy.

Pertunjukan Musikal Puisi Cinta Tak Pernah Sederhana

Pertunjukan Musikal Puisi Cinta Tak Pernah Sederhana – Puisi cinta oleh legenda sastra Indonesia W.S Rendra sampai Chairil Anwar diatur untuk memikat penonton melalui pertunjukan musik berjudul Cinta Tak Pernah Sederhana.

Pertunjukan tersebut, yang diselenggarakan bersama oleh Titimangsa Foundation dan perusahaan penerbitan Balai Pustaka, akan diadakan di aula Teater Jakarta di pusat seni Taman Ismail Marzuki di Jakarta Pusat selama dua hari, pada 16-17 Maret.

Pendiri Yayasan Titimangsa, Happy Salma, mengatakan bahwa pertunjukan ini lahir dari keinginan untuk membawa puisi Indonesia ke atas panggung, dengan cara yang berbeda dari pembacaan puisi yang biasa dilakukan orang-orang.

Pertunjukan Musikal Puisi Cinta Tak Pernah Sederhana

“Dalam percakapan dengan penulis Agus Noor, saya menyatakan keinginan [untuk gaya yang berbeda]. Dia kemudian mengembangkannya menjadi konsep yang sangat tak terduga ini, dengan mengambil karya-karya dari 26 penyair dan menggabungkannya ke dalam sebuah cerita melalui percakapan dan lagu,” kata Happy. slot online indonesia

Alur cerita konser ini menggambarkan perasaan manusia akan keterasingan dari bumi dan kerinduan selanjutnya akan puisi. Tema ini dianggap relevan dengan situasi Indonesia saat ini karena menggambarkan perasaan keterasingan melalui perubahan nilai-nilai sosial, menawarkan puisi sebagai penawar racun.

 Cinta Tak Pernah Sederhana akan dimulai dengan asal-usul alam semesta, dengan kata-kata yang membentuk dunia yang dikenal oleh umat manusia. Manusia pertama, sosok seperti Adam, adalah seorang penyair di surga. Dari sana, dia bertemu Hawa, memulai kisah cinta di mana mereka akhirnya turun ke bumi dan menyaksikan matahari terbenam pertama.

Di bumi, penyair kehilangan kebebasannya, tetapi dia masih mencintai wanita itu. Kisah pada titik ini menggabungkan sebuah puisi oleh WS Rendra, berjudul Tungku Tanpa Api, dengan kalimat: “Kamu tidak akan pernah mengerti kesendirianku, dihadapkan pada kebebasan tanpa cinta!”

Setelah wanita itu meninggal dan akhirnya sang penyair dieksekusi mati dengan cara dibakar, cerita ini mengambil garis dari puisi Chairil Anwar, Aku Mau Hidup Seribu Tahun Lagi.

Sejumlah aktor veteran akan terlibat dalam musik, termasuk Reza Rahadian, Marsha Timothy, Chelsea Islan, Atiqah Hasiholan, Sita Nursanti, Teuku Rifnu Wikana dan Butet Kartaredjasa.

“Pertunjukan ini tidak hanya spesial bagi saya, tetapi juga untuk para aktor yang terlibat. Mereka tidak hanya di sini untuk bertindak, tetapi mereka juga ditantang untuk menyajikan puisi sedemikian rupa sehingga mereka mengalir secara alami seperti percakapan biasa. Ini sesuatu yang jika Anda tidak hati-hati akan terdengar seperti pembacaan puisi biasa,” kata Happy.

Happy memuji Agus, yang merupakan sutradara dan penulis naskah drama itu, karena kemampuannya untuk memasukkan puisi ke dalam alur cerita yang panjang lebar.

“Pertunjukan seperti ini sangat jarang. Naskah adalah gagasan dari sutradara kami yang memiliki pengetahuan luas dalam puisi dan sastra Indonesia, dan ia mampu mengembangkan puisi menjadi dialog dan alur cerita yang koheren,” katanya.

Aktor Wawan Sofwan dan Iswadi Pratama bersama dengan penyair Warih Wisatsana akan menjadi narator lakon tersebut, bergabung dengan penyanyi Daniel Christianto, Sruti Respati, Heny Janawati dan pemain harpa Maya Hasan. 

Kolaborasi lain hadir dengan perancang busana Biyan, yang bertanggung jawab atas kostum para pemeran. Kostum itu sendiri dipotong dari kain tenunan tangan Baron yang dirancang oleh dan dinamai desainer tekstil Baron Manansang, yang merupakan teman dekat Biyan.

Untuk perusahaan penerbitan milik negara, Balai Pustaka, kinerja mendatang adalah bagian dari upaya perusahaan untuk mempopulerkan sastra Indonesia klasik dan modern di kalangan masyarakat.

Perusahaan, yang telah menerbitkan buku sejak era kolonial Belanda, dan akan berusia 102 September ini, telah menerbitkan beberapa karya sastra legendaris Indonesia, dari Sitti Nurbaya oleh Marah Rusli ke Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisjahbana.

“Kami sangat antusias dengan acara mendatang. Kami berharap pertunjukan ini akan membuat orang lebih menyukai sastra Indonesia,” kata presiden direktur perusahaan Achmad Fachrodji.

Musikal Cinta Tak Pernah Sederhana adalah penghargaan yang mempesona untuk puisi cinta oleh 26 penyair terkenal Indonesia.

Diselenggarakan oleh Yayasan Titimangsa dan penerbit Balai Pustaka pada 16 dan 17 Maret di Teater Jakarta di pusat seni dan budaya Taman Ismail Marzuki di Jakarta Pusat, drama ini disutradarai dan ditulis oleh Agus Noor dengan enam aktor terbaik Indonesia mengambil peran utama – Reza Rahadian, Marsha Timothy, Chelsea Islan, Atiqah Hasiholan, Teuku Rifnu Wikana dan Sita Nursanti.

Dalam musikal, dialog diambil dari puisi tentang cinta pahit, seperti “Aku” karya Chairil Anawar, “Pada Sebuah Pantai” karya Goenawan Mohamad, “Syair Kesedihan” karya Cecep Syamsul Hari dan “Ibu Yang Menunggu” dari Aan Mansyur.

Di atas panggung, pertunjukan itu tidak seperti pembacaan puisi biasa. Para pemeran utama, yang bukan penyanyi kecuali Sita Nursanti, menyanyikan beberapa puisi secara langsung, seperti “Kangen” oleh WS Rendra, “Dunia Dangdut” oleh Joko Pinurbo dan “Pada Suatu Hari Nanti” dan “Hujan Bulan Juni” oleh Sapardi Djoko Damono.

Dengan skenografi Iskandar K. Loedin, aransemen musik Bintang Indrianto, dan koreografi Josh Marcy, keenam aktor ini menampilkan kinerja terbaik, memikat penonton selama dua jam dari awal hingga selesai.

Cinta Tak Pernah Sederhana dimulai dengan Adam (Reza), manusia pertama di Eden. Setelah ia diciptakan, hal pertama yang ia pelajari adalah kata-kata, yang kemudian menjadi bahasa. Semakin banyak kata yang diketahuinya, semakin ia memahami segala hal di sekitarnya. Ketika dia tahu tentang cinta, dia merasa kesepian. Ini berubah setelah Tuhan menciptakan Hawa (Marsha) untuknya.

Adam dan Hawa saling jatuh cinta. Mereka adalah sejoli pertama di Eden. Mereka berkomitmen untuk saling mencintai dengan cara yang sederhana. Namun, ternyata mempertahankan cinta tidak sesederhana yang mereka kira. Mereka kemudian putus.

Setelah dikirim ke Bumi, Adam menjadi seorang penyair (Teuku), yang jatuh cinta dengan penyanyi dangdut (Atiqah). Dia juga mencintainya tetapi ragu apakah dia adalah pria yang tepat untuknya. Dia berjuang untuk memenangkan hatinya.

Namun, cinta tidak pernah sederhana. Pekerjaannya menyebabkan dia menjadi subjek rumor yang tidak diinginkan. Karena dia dianggap berdosa dan tidak bermoral, orang-orang di sekitarnya melempari dia dengan batu. Penyair datang terlambat untuk menyelamatkannya. Dia mengambil napas terakhir di pelukannya.

Dalam keputusasaan, arwah penyair hidup kembali setelah ia bertemu pengagum rahasianya (Sita). Ketika cinta di antara mereka berbunga, dia ditangkap dan kemudian dibakar hidup-hidup. Dalam api, ia menemukan nilai-nilai spiritual yang membuatnya merasa lebih dekat dengan cinta sejatinya: Tuhan.

Produser Happy Salma, yang ikut mendirikan Yayasan Titimangsa pada 2007, mengatakan ide untuk menggabungkan puisi dengan musik dan membawanya ke panggung terlintas di benaknya setelah ia terpesona oleh “Karma”, sebuah lagu oleh gitaris terkenal Dewa Budjana yang liriknya ditulis oleh Putu Wijaya.

Dia kembali terpesona oleh penampilan White Shoes dan band Perusahaan Pasangan menyanyikan puisi Chairil Anwar untuk sebuah drama berjudul Perempuan-Perempuan Chairil (Chairil’s Women). Drama yang dipentaskan Yayasan Titimangsa pada 2017 ini juga disutradarai oleh Agus Noor.

“Ketika saya mengobrol dengan Agus tentang kemungkinan mewujudkan ide saya, dia antusias tentang hal itu dan ingin mengembangkannya menjadi konsep yang tidak terduga. Untuk pria seperti Agus Noor, tidak ada yang mustahil,” katanya.

Happy sangat senang ketika penerbit Balai Pustaka menunjukkan minat untuk bermitra dengan Yayasan Titimangsa untuk Cinta Tak Pernah Sederhana.

Presiden direktur penerbit Achmad Fachrodji mengemukakan harapan musikal itu akan membuat lebih banyak orang, terutama anak muda, yang akrab dengan penerbit pertama negara itu dan semakin menyukai sastra Indonesia.

Dia juga senang karena salah satu dari 26 penyair yang karyanya ditampilkan dalam musikal adalah Subagio Sastrowardoyo, mantan direktur utama penerbit yang meninggal pada 1995.

Pertunjukan Musikal Puisi Cinta Tak Pernah Sederhana

Sejak didirikan 102 tahun yang lalu, katanya, Balai Pustaka telah menjadi rumah bagi sastra Indonesia, seperti karya klasik Layar Terkembang dan Salah Asuhan yang hingga kini masih dikenal oleh orang Indonesia.

“Musikal ini sejalan dengan misi Balai Pustaka untuk memperkenalkan dan mempopulerkan karya sastra klasik atau modern,” kata Achmad.

Konser Tunggal Raisa Di Gelora Bung Karno Ditunda Hingga November

Konser Tunggal Raisa Di Gelora Bung Karno Ditunda Hingga November – Penyanyi Indonesia Raisa telah mengumumkan konsernya yang akan datang akan diadakan di Stadion Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta Pusat pada 27 Juni 2020.

Raisa Live in Concert akan menandai pertama kalinya seorang penyanyi wanita Indonesia melakukan konser solo di stadion.

“Mari kita membuat sejarah bersama,” kata Raisa dalam konferensi pers di Jakarta. “Ini bukan hanya tentang Raisa. Ini adalah momen perayaan bagi kami kaum muda untuk meramaikan dan mencetak rekor baru di Stadion Gelora Bung Karno Juni mendatang.” slot indonesia

Konser ini juga akan menandai ulang tahun ke 10 single pertama Raisa, “Serba Salah”. Penyanyi itu menyatakan harapan bahwa konser tersebut dapat memberdayakan kaum muda, terutama wanita, untuk mencapai impian mereka dan menciptakan sejarah.

Konser Tunggal Raisa Di Gelora Bung Karno Ditunda Hingga November

Stadion Gelora Bung Karno memiliki kapasitas 50.000 orang. Menurut kompas.com, hanya tiga aksi Indonesia yang tampil di stadion untuk konser solo: Kantata Takwa pada Juni 1990, Kantata Barock pada Desember 2011 dan Slank pada Desember 2018. Seniman internasional yang telah mengadakan pertunjukan di sana termasuk One Direction, Metallica, Ed Sheeran dan Guns N ‘Roses.

Tiket akan mulai dijual pada 2 Desember di loket.com dengan harga mulai dari Rp 150.000.

Raisa telah merilis tiga album studio sejak 2011 dan menerima banyak penghargaan, termasuk tujuh penghargaan dari Indonesian Music Awards (AMI) pada 2016 untuk Album Terbaik, Album Pop Terbaik dan Artis Solo Pop Wanita Terbaik, di antara kategori lainnya. Single terbarunya, “You”, dirilis pada Oktober.

Antisipasi tinggi untuk Raisa Live in Concert karena 10.000 tiket telah terjual habis dalam 14 jam, menurut sebuah pernyataan.

Raisa akan mengadakan konser solo pada 27 Juni 2020 di Stadion Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta Pusat, menjadikannya penyanyi wanita Indonesia pertama yang tampil solo di stadion.

Stadion ini memiliki kapasitas 50.000 orang.

Kompas.com melaporkan bahwa hanya tiga aksi Indonesia yang mengadakan konser di stadion, yaitu Kantata Takwa pada Juni 1990, Kantata Barock pada Desember 2011 dan Slank pada Desember 2018.

Tiket untuk Raisa Live in Concert mulai dijual pada hari Senin melalui raisa2020.loket.com dan aplikasi GoTix, dengan harga mulai dari Rp 200.000 (US $ 14,16) untuk kategori Festival B.

Adryanto Pratono, CEO event organizer JUNI Group, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tiket untuk beberapa kategori, seperti Festival A dan B, telah terjual habis dalam waktu dua jam.

“Kami menghargai mereka yang telah membeli tiket, meskipun konsernya masih enam bulan lagi,” kata Adryanto.

Sementara itu, Raisa menyatakan kegembiraannya atas antusiasme, mengatakan bahwa banyak penonton konser datang dari luar Jakarta.

“Ini adalah pengalaman pertama saya menjual 10.000 tiket dalam dua hari,” kata Raisa.

Raisa telah merilis tiga album studio sejak 2011 dan menerima banyak penghargaan, termasuk tujuh penghargaan dari Indonesian Music Awards (AMI) pada 2016 untuk Album Terbaik, Album Pop Terbaik dan Artis Solo Pop Wanita Terbaik, di antara kategori lainnya. Single terbarunya, “You”, dirilis pada Oktober.

Setelah beberapa teaser, penyanyi pop Raisa Andriana menjatuhkan single terbarunya “You” pada hari Rabu – single keduanya tahun 2019, setelah “Kembali”, yang dirilis pada bulan Juli.

Lagu berbahasa Inggris, yang tersedia di layanan streaming seperti JOOX dan Spotify, disertai dengan video musik yang disutradarai oleh Gilbert March. Video ini terletak di stadion akuatik Gelora Bung Karno dan menampilkan penari dari EKI Dance Company.

Secara lirik, “Kamu” menceritakan kisah seorang wanita yang jatuh cinta pada cintanya, menggambarkan konflik antara hati penyanyi dan pikirannya terhadap individu tersebut.

“Lagu ini tentang pengalaman jatuh cinta untuk pertama kalinya dan efek samping. Itulah bagaimana kita mengalami pertentangan antara hati dan pikiran kita,” kata Raisa dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa itu adalah lagu untuk bucin, untuk meminjam istilah slang yang sering diterjemahkan sebagai budak cinta.

Keinginan Raisa untuk mencoba getaran baru memberi jalan kepada “You”, yang dia ungkapkan kepada musisi dan teman dekat Gamaliel Tapiheru. Gamaliel akhirnya menciptakan lagu yang pada akhirnya akan menjadi “Kamu”.

“Proses pembuatan lagu itu sangat menyenangkan, karena Raisa ingin mencoba sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya: sebuah lagu yang akan membuat orang menari. Prosesnya cukup sederhana, hanya dengan menciptakan irama sederhana, nada dasar, dan akhirnya lirik.”

Single ini diproduksi di Indonesia, tetapi selesai di Amerika Serikat oleh produser Dave Drake dan insinyur pencampuran Erik Madrid.

Gagasan untuk kolaborasi ini muncul setelah Raisa kembali dari Los Angeles, di mana dia bertukar gagasan dengan temannya, termasuk penggunaan ketukan R&B.

“Raisa memiliki suara yang sangat khas. Ketika saya mendengarkan materi awal untuk ‘You’, saya yakin bahwa banyak orang akan menyukainya karena itu enak, dan akan membuat Anda ingin menari,” kata Drake dalam sebuah pernyataan, mencatat bahwa itu adalah kolaborasi pertamanya dengan musisi Indonesia.

CEO Juni Records Adryanto Pratono memuji single ini sebagai “langkah berani” oleh Raisa, menambahkan bahwa penyanyi meninggalkan zona nyamannya untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Konser penyanyi Indonesia Raisa yang semula dijadwalkan akan diadakan pada 27 Juni di Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta, telah ditunda hingga 28 November.

Adryanto Pratono, CEO Juni Suara Kreasi sebagai penyelenggara konser, mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Kami memprioritaskan keselamatan dan kesehatan semua orang yang terlibat dalam konser, termasuk penonton konser. Penting juga bagi kita untuk memperhatikan rekomendasi dari pemerintah Jakarta.”

Dalam pernyataan itu, Raisa mengirim pesan agar semua orang tetap sehat dan mendesak mereka untuk mendukung semua industri yang terpengaruh, termasuk hiburan dan musik.

Loket sebagai mitra tiket resmi konser akan mengirim email ke semua pemegang tiket pada hari Jumat, yang berisi rincian tanggal konser baru.

Informasi lebih lanjut tersedia di akun Instagram konser @juni_concert dan situs web.

Raisa Live in Concert akan menandai pertama kalinya penyanyi wanita Indonesia melakukan konser solo di stadion. Ini juga akan menjadi peringatan ke-10 single pertama Raisa, “Serba Salah”.

Pada awal Desember tahun lalu, 10.000 tiket konser habis terjual dalam 14 jam. Tiket untuk beberapa kategori, seperti Festival A dan B, terjual habis dalam waktu dua jam.

Konser Tunggal Raisa Di Gelora Bung Karno Ditunda Hingga November

Stadion Gelora Bung Karno memiliki kapasitas 50.000 orang. Hanya tiga aksi Indonesia yang tampil di stadion dalam konser solo: Kantata Takwa pada Juni 1990, Kantata Barock pada Desember 2011 dan Slank pada Desember 2018. Seniman internasional yang telah mengadakan pertunjukan di sana termasuk One Direction, Metallica, Ed Sheeran dan Guns N ‘Roses.

Raisa telah merilis tiga album studio sejak 2011 dan menerima banyak penghargaan, termasuk tujuh penghargaan dari Indonesian Music Awards (AMI) pada 2016 untuk Album Terbaik, Album Pop Terbaik dan Artis Solo Pop Wanita Terbaik, di antara kategori lainnya. Single terbarunya, “Teristimewa”, dirilis pada bulan Februari.

Sejarah Musik Pop Indonesia

Sejarah Musik Pop Indonesia – Indonesia merdeka dari pemerintahan Belanda pada tahun 1940-an, yang memungkinkan negara untuk mengembangkan budaya nasionalnya sendiri. Musik rakyat yang dikenal sebagai kroncong dikembangkan dengan pengaruh barat sepanjang abad ke-20. Pemerintah negara itu telah melembagakan dan mendukung industri musiknya melalui P.N. Lokananta sejak akhir 1950-an. Presiden pertama Indonesia adalah Sukarno, yang putranya Guruh Sukarno menjadi bintang pop di tahun 1970-an.

Dangdut adalah jenis musik dansa yang sangat populer yang direkam oleh seniman seperti Rhoma Irama, Elvy Sikaesih dan Inul Daratista. Musik menjadi besar pada akhir 1970-an dan mirip dengan disko dan rock Amerika. Irma suka bernyanyi tentang cita-cita utopis dan kedamaian. Lagunya “Rupiah” dimaksudkan untuk mengkritik keserakahan, tetapi dilarang pada tahun 1977 karena menggambarkan mata uang Indonesia. Jenis lain dari musik tradisional disebut musik bambu, yang berasal dari tiang bambu buatan sendiri. Musik bambu populer pada akhir tahun lima puluhan, sementara Indonesia mengalami masa pergolakan.

Sejarah Musik Pop Indonesia

Koes Bersaudara, yang berubah menjadi Koes Plus, sangat dipengaruhi oleh The Beatles, menjadi pelopor musik kontroversial di tahun 60-an dan 70-an. Band ini berhasil menyatukan gaya kontemporer barat dalam musik mereka, tetapi anggota ditangkap karena memainkan lagu-lagu Beatles, yang telah dilarang oleh Sukarno. Beberapa lagu populer band ini termasuk “Bis Sekolah,” “Kelelawar” dan “Kembali Ke Jakarta.” Pada tahun 1969 band ini berganti nama menjadi Koes Plus dan tetap aktif di sirkuit konser selama beberapa dekade. Band-band rock yang menjadi populer setelah kesuksesan mereka termasuk Mercy’s, Panbers dan D’lloyd. slot

Band yang paling populer pada saat memasukin orde baru salah satunya sepeti Noah, Radja, Gigi, Dewa 19, Sheila on 7, D’Masiv dan Nidji. Band Noah awalnya dikenal sebagai Peterpan hingga 2008 dan telah mengeluarkan lagu-lagu yang menarik sejak tahun 1997. Radja sendiri merupakan salah satu dari banyak band rock Indonesia, band ini sendiri berasal dari Jakarta. Band ini mulai menjadi populer setelah album ketiga mereka ketika platinum pada tahun 2004. Gigi memulai serangkaian panjang album mulai tahun 1994, dibangun di atas lagu-lagu Dewa Budjana. Pada pertengahan 1990-an mereka adalah salah satu band terkenal Indonesia.

Salah satu artis rekaman paling sukses dalam sejarah Indonesia adalah band rock Jamrud dari Cimahi. Mereka telah memiliki karir beberapa juta album penjualan dan telah memenangkan banyak penghargaan. Beberapa anggota yang berbeda telah datang dan pergi sejak pembentukannya pada tahun 1989. Antara tahun 1996 dan 2011 band ini merilis sembilan album studio.

Dimulai pada Perang Dunia I pada tahun 1918. Di mana pada saat itu penduduk Amerika Serikat mulai menyukai musik ini dua tahun kemudian. Berasal dari penemuan Thomas Edison, maka istilah pop pertama kali diprakarsai oleh pengamat seni Inggris, Lawrence Alloway. Dengan kata lain, musik pop berasal dari kata-kata populer dan komersial, tidak heran jika musik ini memiliki banyak penggemar sampai sekarang.

Melalui gerakannya, pop itu dimaksudkan sebagai bumbu penyedap untuk menghancurkan pandangan lama seiring berjalannya waktu. Munculnya musik pop juga semakin populer di seluruh dunia dengan perpaduan berbagai ritme seperti Rhumba, Samba, Congsa, Mambo, dan jenis lainnya mulai tahun 1940. Dengan bermodal musik yang mudah didengarkan, musik pop dapat didukung oleh penggunaan teknologi dan tidak terbatas hanya dalam satu aliran tertentu. Misalkan, nada dari proses mixing atau gitar listrik bervariasi.

Musik pop dipahami secara komersial dengan rekaman musik, karena berorientasi pada pasar yang masih muda, karena liriknya adalah lagu yang relatif sederhana, tetapi memiliki pesan yang mendalam. Musik pop juga mengacu pada satu genre musik yang memiliki daya tarik yang luas, dan biasanya disalurkan ke audiens melalui industri musik. Berbeda dengan seni musik tradisional, yang biasanya menyebar secara akademis, ruang lingkup lebih kecil, dan penonton lokal.

Sejarah musik pop di indonesia

Diawali dengan band grub yang cukup terkenal di era 70-an. Ya, siapa lagi kalau bukan band legendaris Koes Ploes. Berkat puluhan lagu yang lahir dari grup musik ini, mulai dari pop, jawa, melayu, dangdut, pop anak-anak, keroncong, lagu rakyat, ketukan keras, dan lagu bahasa Inggris.

Sejarah musik pop di indonesia

Diawali dengan band grub yang cukup terkenal di era 70-an. Ya, siapa lagi kalau bukan band legendaris Koes Ploes. Berkat puluhan lagu yang lahir dari grup musik ini, mulai dari pop, jawa, melayu, dangdut, pop anak-anak, keroncong, lagu rakyat, ketukan keras, dan lagu bahasa Inggris.

Hingga namanya diabadikan sebagai grup musik paling berpengaruh di Museum Record Indonesia (MURI). Penulisan lagu mereka dikenal sederhana dalam puisi, musik, atau melodi.

Tahu band yang menjadi kebangkitan genre musik pop ini, tidak selalu berjalan lancar. Sekitar tahun 1976, Koes Plus tidak pernah redup, karena regenerasi mulai berkembang dan selera orang berubah. Puncaknya adalah tahun 1978, ketika Koes Plus benar-benar lemah. Seiring berjalannya waktu dari tahun 70-an hingga 80-an, musik pop Indonesia dihiasi oleh sejumlah grup musik seperti Mercy’s, Panber’s, D’Lloyd dan Koes Plus.

Setelah menjadi legenda band, kemudian muncul grup musik modern seperti Sheila On 7, Gigi, Peterpan, The Changcuters dan Padi. Dengan tampilan yang berbeda, tetapi mengandung elemen populer dengan gambar musik masing-masing. Jadi bahkan kemudian, musik pop akan terus beregenerasi dan berkembang dengan tren.

Perkembangan musik pop di Indonesia

Mulai dari tahun 1960-an, band-band domestik lokal mulai diciptakan dan diprakarsai oleh band Koes Bersaudara (Koes Plus), menggantikan musik yang awalnya diisi oleh band-band dari Malaysia dan Singapura. Munculnya Koes Plus membawa musik populer yang mudah dinikmati oleh orang-orang di Indonesia. Setelah popularitasnya (Koes Plus), banyak penyanyi terkenal Indonesia dapat dikenal di Asia Tenggara seperti Rossa, Ungu, Krisdayanti (KD), Noah, The Changcuters dan Wali band.

Musik pop legendaris Indonesia (penyanyi solo)

A. Riyanto (1943 – 1994)

Menjadi salah satu pilar musik pop Indonesia (solo) yang berhasil menerbitkan penyanyi papan atas era 70-80-an untuk rekaman dapur seperti; Tety Kadi, Ernie Djohan, Rafika Duri, dan Jamal Mirdad.

Chica Koeswoyo (1968)

Menjadi generasi ketiga Koeswoyo menjadikannya salah satu pelopor yang membuka kemungkinan penyanyi kecil sebagai primadona di tahun 70-an. Pada zamannya, lirik lagu anak-anak terdengar sederhana dan mudah dihafalkan.

Chrisye (1949 – 2007)

Sejarah Musik Pop Indonesia

Chrisye tertarik pada musik ketika ia masih muda dan memulai karirnya sebagai band bassis Gipsy. Terlahir dengan nama asli Christian Rahardi, adalah salah satu sosok penynyi dan penulis lagu di Indonesia. Banyak lagu yang dirilis oleh tangan dingin Chrisye yang diatur ulang oleh penyanyi top sampai sekarang.

Musik pop legendaris Indonesia (band)

Koes Plus

Koes Plus adalah grup musik yang dibentuk pada tahun 1969, melanjutkan grup Koes Brothers. Koes Plus dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock n ‘roll di Indonesia pada tahun 1970-an. Berikut adalah beberapa hit-nya; seperti “Kolam Susu”, “Diana”, “Cubit-Cubitan” dan “Bis Sekolah”.

Perjalanan Musik Dangdut Indonesia

Perjalanan Musik Dangdut Indonesia – Saat ini musik terdiri dari berbagai macam  genre. Namun dari negara kita Indonesia ini, musik dangdut lebih khas dikenal oleh masyarakat luas. Segala usia saat ini menyukai musik dangdut, bahkan tak jarang penyanyi pop saat ini mencampurkan alunan lagu popnya dengan musik dangdut. Untuk lebih lengkapnya mari kita simak tentang sejarah dan perkembangan musik dangdut indonesia.

Musik populer yang namanya diambil dari suara kendang, alat musik serupa tabla di India tetapi lebih sederhana, memang terbukti hingga saat ini tak lekang oleh zaman. Oma Irama (71) adalah sosok seniman genius yang namanya akan selalu lekat dengan bentuk kesenian ini. Jika saat ini orang mengenal dia sebagai Rhoma Irama itu adalah sebutan kehormatan bagi dia dengan menyertakan dua kata ‘raden’ dan ‘haji’ di depan namanya. Rhoma Irama, lepas dengan segala kekurangannya, adalah sosok penyanyi, komposer, pencari bakat, produser musik dan film, ideolog, hingga pelestari musik dangdut yang namanya mungkin akan selalu dicetak dalam tinta emas sejarah Indonesia. slotonline

Perjalanan Musik Dangdut Indonesia

Mathew Cohen (2006), peneliti seni pertunjukan Indonesia mencatat, leluhur musik dangdut berasal dari orkes keliling yang melawat dari Malaya (Malaka), kemudian Medan, Singapura, Bukittinggi, Jakarta, Semarang, hingga Surabaya. Pertunjukan orkes keliling itu dikenal dengan nama Stambul, sebuah penamaan yang identik dengan budaya kosmopolitan di akhir abad 19 yang dekat dengan warna-warna klasik Imperium Usmaniah dengan ibu kotanya, Istambul.

Orkes-orkes ini memainkan musik dengan seperti yang biasa dipertunjukkan dalam pentas-pentas di London, Paris, Istambul, Damaskus, hingga Kairo yang memadukan mini orkestra, dengan biola, picolo, piano, gitar, akordeon, dan tambur tentu saja dengan aksentuasi Melayu. Di Jakarta para pemain orkes bereksperimen dengan musik-musik rekaman dari India dan mencampurkan cengkoknya dengan nada Melayu.  Lagu-lagu semacam “Selayang Pandang”, yaitu hasil dari iklim Melayu-Deli yang diputar di Medan-Malaya. Sedangkan lagu seperti “Terajana” dan “Purnama” adalah warna-warna India yang berkembang di Jakarta. Sementara itu, “Seroja” yang dibawakan oleh penyanyi berdarah Hadramaut, Said Effendi, asal Bondowoso, memberi warna padang pasir. Bagi generasi 80-an hingga 90-an, siaran radio legendaris dari ABC Australia yang biasa dibawakan oleh Nuim Haiyat adalah pengobat rindu diputarnya lagu-lagu ini.

Hingga munculnya politik konfrontasi dengan Malaysia, pada periode awal 60-an, sesungguhnya pertalian ekspresi kebudayaan dua bangsa serumpun adalah saling memajukan satu sama lain. Setelah pelarangan lagu barat dan lagu ngak-ngik-ngok, muncullah sekat-sekat pemisahan.

Zaman Klasik

Ciri khas musik dangdut generasi yang pertama dari penyanyi dan seniman yang mulai maju di tahun 50-60-an adalah irama yang mereka sebut sebagai ‘chalte’. Chalte atau calte adalah irama memukul gendang gaya India yang bisa dicermati dengan bunyi ‘tak-tung, dang-dut, …. tak-tung, dang-dut’. Cara memukul gendang seperti ini yang paling banyak didapati dalam rekaman-rekaman artis, seperti Ellya Khadam, A Rafiq, Ida Laila, Oma Irama.

Perjalanan Musik Dangdut Indonesia

Rhoma Irama-lah yang menasbihkan kata ‘dangdut’. Lagu “Terajana” adalah cara Rhoma Irama membalas cemoohan dari kelompok lain yang menganggap musiknya kampungan. “Dangdut suara gendang … rasa ingin berdendang..” Petikan lagu itu adalah kata yang pertama muncul istilah dangdut yang kemudian menjadi label pada genre ini.

Jika warna irama melayu masih kental dalam rekaman lagu-lagu Meggy Zakaria, pada periode 60-70-an, Rhoma Irama tidak berhenti di sana. Kembali pada dialog dengan grup-grup musik lain yang bergenre hard rock atau funk, Rhoma Irama mencampurkan komposisi musiknya dengan sentuhan perkusi John Bonham dari Led Zeppelin dalam lagu “Pertemuan” atau sayatan gitar Ritchie Blackmore dalam lagu “Ghibah”.

Rekaman dan Pita Kaset

Memasuki masa 80-an hingga 90-an  kepeloporan Rhoma Irama masih sangat kuat, tetapi karena keputusannya untuk mengambil sikap politik yang berbeda membuat dia tidak bisa tampil di televisi nasional. Pada periode inilah musik dangdut yang dibawakan oleh Meggy Zakaria, Mansyur S, Muhsin Al Atas, Elvy Sukaesih, hingga Camelia Malik mengisi popularitas di televisi.

Kembali ke Komunitas

Sebenarnya ada berbagai macam perubahan dalam dunia musik rekaman sebelum kemunculan kategori dangdut ini. Periode 80-an hingga 90-an awal adalah periode keemasan dunia musik rekaman yang menggunakan pita kaset. Perkembangan teknologi komputer belum cukup berkembang membuat para penikmat lagu dangdut harus mendengarkan radio dan membeli kaset untuk mendapatkannya. Belakangan, media rekaman berkembang menjadi kepingan Compact Disc.

Genre dangdut koplo sebenarnya berawal dari masa transisi ini. Ketika kaset rekaman, atau keping CD rekaman tidak lagi bisa mendongkrak penjualan para musisi dangdut di daerah-daerah mau tidak mau harus mempunyai kiat-kiat khusus dalam mendongkrak penghidupan mereka. Karena dunia rekaman tidak menjanjikan keuntungan yang memadai seniman-seniman musik dangdut di daerah-daerah mengembangkan cara-cara khas dalam memasarkan produk mereka.

Yang pertama, alih-alih memusuhi pembajakan lagu melalui keping CD, grup-grup di daerah malah mendorong agar para pembajak lagu merekam pertunjukan keliling mereka dan menyebarkannya ke seluruh Indonesia.

Yang kedua, kembali pada kiat lama, dunia musik hiburan hanya akan bertahan dengan safari pertunjukan keliling di berbagai kota. Yang ketiga, mengembangkan komunitas, semangat kolaborasi antara musisi, seniman, artis penyanyi, produser, hingga kordinator penggemar ternyata menjadi alat pemasaran yang paling cocok dengan perkembangan jaman. Jejaring penggemar melalui media sosial lebih memperkuat tradisi pengembangan komunitas ini.

Yang keempat, mengembangkan satu genre yang bisa memasukkan seluruh unsur kreativtias populer yang mudah dikenal masyarakat. Pengembangan cara memukul gendang dangdut dengan warna lokal memunculkan genre baru yang kemudian dikenal sebagai Dangdut Koplo atau Kendang Kempul pada masa awal kemunculannya.

Yang kelima, memunculkan artis-artis muda potensial, dengan penampilan dan gaya yang bersahaja, tidak glamor, dan cenderung tidak kontroversial. Kiat-kiat inilah yang membuat genre paling mutakhir ini terbukti menjadi genre yang paling bisa diterima oleh semua kalangan dan memunculkan bintang-bintang terkenal yang baru.

Saat dunia musik rekaman tidak mampu memunculkan artis-artis yang potensial karena sulitnya mendapatkan pendapatan dari hasil penjualan hasil rekaman, genre dangdut koplo, dengan kiat-kiat kembali ke komunitas, kembali menjadi jawaban atas kelesuan industri rekaman.

Salah satu yang menjadi artis terkenal, hampir tanpa kelebihan dunia televisi atau radio, adalah artis dangdut Sodik Monata. Penyanyi berambut gimbal yang pernah menjadi tukang becak ini memulai karir di rombongan orkes musik koplo sebagai kuli angkut sound system.

Dalam perkembangannya kemudian ternyata dia bisa menjadi petugas check sound. Dan karena dia mempunyai suara dan kemampuan menyanyi yang khas, penonton pertunjukan mendaulat Sodik menjadi pembawa lagu.Ketekunan menjalani pentas pertunjukan dari kota ke kota hingga ke pelosok desa disertai kemunculan dalam VCD rekaman bajakan yang diputar di berbagai terminal bis atau pelabuhan-pelabuhan dan pangkalan-pangkalan truk membuat popularitas Sodik meroket.

Sejarah Perkembangan Musik Folk Indonesia

Sejarah Perkembangan Musik Folk Indonesia – Musik adalah salah satu seni yang memiliki banyak penggemar. Mendengarkan musik merupakan kegiatan yang mungkin hampir kita lakukan setiap hari karena hal ini bisa membuat hati kita terhibur. Setiap orang memiliki selera yang berbeda-beda terhadap musik, seperti : rock, pop, dangdut, blues, RnB dan lain sebagainya. Selain jenis musik yang disebutkan diatas, ada satu jenis musik yang mungkin jarang Anda dengar, yaitu musik Folk. Mungkin sebagian dari kita jarang mendengar jenis musik yang satu ini, tapi tidak usah khawatir karena artikel di bawah ini akan membahas tentang folk.

Sejarah Musik Folk

Musik folk bisa diartikan sebagai dua kesatuan musik yang berbeda. Musik folk bisa diartikan sebagai musik tradisional/musik kerakyatan yang tersebar di setiap negara. Musik folk juga bisa diartikan sebagai genre musik yang muncul di pertengahan abad ke-20, atau lebih dikenal dengan nama The (Second) Folk Revival atau Contemporary Folk Music yang mencapai puncaknya di era 60-an. Genre inilah yang saat ini kita sebut sebagai genre folk. Jenis musik folk yang satu ini akhirnya memunculkan genre fusion baru, beberapa diantaranya adalah folk metal, folk pop, folk rock, electric folk, dsb.

Sejarah Perkembangan Musik Folk Indonesia

Sesungguhnya dalam meramu musik itu sendiri terdapat banyak unsur-unsur tradisi dan kebudayaan memberikan warna pada part-part musiknya, namun sebagian musisi hanya memberikan penekanan pada nilai kesederhanaan saja. Sisi-sisi tradisional dan kontemporer dalam folk musik dikemas dengan porsi yang beragam, sesuai kebutuhan, sehingga membentuk karakter musik yang diinginkan muisisinya.

Tidak dapat dikatakan tepatnya tanggal berapa musik folk lahir di dunia, tetapi berkembang di sekitar pertengahan abad ke-19 dan 20 ada yang mengatakan juga bahkan lebih jauh lagi sebelum abad 19. Thomas William yang berkebangsaan Inggris (1846) merupakan orang pertama yang menggunakan istilah folk untuk menggambarkan tradisi, adat istiadat dan cerita rakyat yang berkembang di masyarakat lokal dengan menggunakan kata-kata folk song, folk music dan folk dance dalam setiap tulisannya. slot online

Namun istilah ini hanya dikenal beberapa kelompok orang saja. Baru di tahun 1960, istilah folk mulai digunakan di negeri Paman Sam hingga menyentuh industri musik Amerika. Bob Dylan juga terlibat dalam mempopulerkan nama musik folk di industri musik internasional, dengan kemenangannya di kategori Best Contemporary Folk Recording ajang mewah penghargaan musik Grammy tahun 1987. Sejak saat itu, folk resmi menjadi salah satu genre musik.

Karena musik folk ini adalah musik etnik atau musik tradisional, musik ini sangat erat kaitannya dengan etnografi. Corak musik folk ini berbeda-beda di setiap wilayahnya. Mulai dari kota, suku, negara bahkan benua. Hal ini menjadikan musik folk sangat kaya dalam instrumen, tune, pelafalan dan bahkan metode produksinya. Sudah seharusnya musik folk ini merepresentasikan kreatifitas dan kearifan lokal suatu masyarakatnya.

Sejarah Perkembangan Musik Folk Indonesia

Figur yang begitu terkenal dalam contemporary folk music adalah Woodie Guthrie. Dia-lah pionir dari contemporary folk music. Dia mengawali merekam lagunya pada era 40-an, setelah tiba di New York. Ciri Khas paling ikonis dari Woodie Guthrie adalah tulisan “This Machine Kills Fascist” pada gitarnya. Banyak dari penulis lagu atau penyanyi yang merasa mendapat pengaruh besar dari Woodie Guthrie, beberapa diantaranya adalah Bob Dylan, Pete Seeger, Bruce Springsteen, dan Joe Strummer.

Perkembangan Musik Folk di Indonesia

Di negara Indonesia yang menjadi pionir musik folk adalah Gordon Tobing. Ia adalah musisi kelahiran Medan. Gordon Tobing dengan grup vokalnya “Impola” sangat populer ditahun 1960an. Mereka berhasil menaklukan panggung internasional seperti Jerman dan Australia. Selain Gordon Tobing , musisi folk yang populer kala itu adalah Gombloh dan Leo Kristi.

Gombloh dan Leo adalah musisi kelahiran Surabaya. Mereka pernah membentuk band bernama Lemon Trees di akhir tahun 60an, dan mereka merilis album di tahun 1978. Salah satu lagu mereka yang sangat digemari pada masa itu adalah lagu yang berjudul Mawar Desa.

Di pertengahan tahun 1970-an muncul lah 2 sosok kakak beradik Franky Hubert Sahilatua dan Jane Sahilatua yang mulai dikenal publik sejak pertengahan tahun 1970-an dengan nama Franky & Jane. Franky & Jane sudah menghasilkan 15 album. Single andalan dalam album mereka adalah Perjalanan, dan Musim Bunga.

Tercatat, ada 3 kota besar yang menjadi basis pertumbuhan musik folk di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Di kota Jakarta ada kelompok Kwartet Bintang yang dimotori oleh Guntur Sukarnoputra, putra sulung presiden Sukarno. Di kota Bandung sejak tahun 1967 telah berkiprah Trio Bimbo hingga Remy Sylado. Sedangkan di Surabaya sejak tahun 1969 telah terdengar nama Lemon Trees yang didukung oleh Gombloh dan Leo Imam Soekarno yang di era paruh 1970an dikenal dengan nama Leo Kristi.

Beberapa di antaranya bahkan telah merilis album rekaman seperti Trio Bimbo yang merekam album lewat label Fontana di Singapura pada tahun 1971. Memasuki era 70-an dan 80-an muncul Iwan Falls, Ebiet G. Ade, Franky and Jane dan banyak lagi. Di tahun 90-an hadir Slank dengan nuansa Folk yang berbeda dengan pendahulunya, meskipun nuansa Folk band ini tidak muncul pada seluruh lagunya dan cenderung tidak dominan.

Musik folk kini menjadi salah satu alternatif genre yang digandrungi pendengar musik Indonesia. kalau dirunut kebelakang sejenak, munculnya kembali musik folk ditandai dengan munculnya kembali musisi-musisi muda yang menggunakan musik folk sebagai bagian dari karya mereka, salah satu contohnya adalah lagu-lagu karya Payung Teduh.

Bubar di akhir tahun 2017 kemarin, karya-karya Payung Teduh masih jadi salah satu contoh kebangkitan musik folk ditengah-tengah dunia musik, apalagi dunia musik anak muda. Salah satu lagunya yang berjudul. Untuk Perempuan Yang Sedang Di Pelukan? jadi salah satu lagu folk Payung Teduh yang masih sering diputar.

Sejarah Perkembangan Musik Folk Indonesia

Band lainnya adalah Dialog Dini Hari, yang beranggotakan Dadang SH Pranoto, Joshua Stevenson, dan Mark Liepmann. Didirikan pada tahun 2008, lagu-lagu musik folk Dialog Dini Hari juga menjadi salah satu trigger munculnya banyak musik folk di industri musik Indonesia.

Satu lagi yang dapat menjadi contoh sebagai ‘penyemangat’ lahirnya karya-karya musik folk di Indonesia adalah karya-karya Danilla Riyadi. Lahir pada tahun 1990 dan sering memainkan pianika pada saat manggung, lagu-lagu Danilla bisa jadi contoh musik folk yang lahir di tengah-tengah musik Indonesia.

Dengan eksisnya musik folk di tengah-tengah masyarakat Indonesia, maka cara yang mengapresiasi musik folk juga untungnya masih ada hingga sekarang, di pertengahan tahun 2017 kemarin, Folk Musik Festival pada tahun 2017 diadakan di Malang, tentunya dengan menampilkan banyak musisi-musisi musik folk tanah air, seperti Silampukau, Payung Teduh, Float, Monita Tahalea, Stars and Rabbit, Vira Talisa dan musisi-musisi lainnya.

Itulah penjelasan tentang musik folk yang mungkin kurang Anda pahami. Semoga dengan artikel di atas membuat Anda lebih mengerti dengan musik folk dan menyukai aliran musik tersebut.

Berbagai Festival Musik Indonesia

Berbagai Festival Musik Indonesia – Festival musik adalah salah satu hiburan masyarakat urban saat ini. Selain menjadi sarana meninggalakan penat atas rutinitas sehari-hari, festival menawarkan beragam pengalaman yang diolah dalam pertunjukan seni dan musik. Maraknya festival musik di Indonesia menjadi daya tarik masyarakat mulai dari tua hingga muda.

Dengan tema acara yang berbeda-beda, setiap festival music mempunyai keunikan dan pasar tersendiri bagi para pengunjungnya. Dengan lokasi yang berbeda-beda dari yang berlokasi indoor seperti hall gedung dan studio, hingga outdoor seperti di hutan, gunung, dan laut semua disajikan promotor dalam bentuk festival di Indonesia. bet88

Kemeriahan festival ini di rangkum dalam rekomendasi festival yang menarik untuk kalian kunjungi:

1. Hammersonic Music Festival

Berbagai Festival Musik Indonesia

Festival musik metal skala internasional ini adalah festival pertama dan terbesar di Indonesia dan se Asia Tenggara. Menghadirkan sajian musik-musik kencang nan cadas, hammersonic merupakan salah satu festival yang perlu kalian kunjungi, terutama untuk penggemar musik dengan distorsi kencang dan bergemuruh.

Dengan panggung metal terbesar dengan panjang 70 meter, festival ini turut menghadirkan penampilan band kelas internasional seperti Megadeth, Ihsahn, dan In Flames yang tahun lalu merupakan headline festival metal internasional Wacken Open Air.

2. Syncronize Festival

Festival yang diadakan di Jakarta ini merupakan festival music multi-genre tahunan berskala nasional, yang mengundang pengunjung untuk merayakan keberagaman jenis music indonesia dalam suguhan tampilan band terbaik yang datang dari dekade 70-an, 80-an, 90-an, hingga 2000-an.

Didirikan pada tahun 2000 syncronize sudah malang melintang menyajikan sajian festival yang menarik pengunjung untuk merayakan musik Indonesia. Mulai dari genre pop, R&B, rock & roll, blues, folk, jazz, punk, heavy metal, hiphop, reggae, ska, atau sub-genre hardcore, metalcore, death metal, grindcore, industrial rock, new wave, indie pop, alternative rock/grunge, bossa nova, komedi bahkan hingga dangdut pun akan ikut ditampilkan di pergelaran ini

Selain menyajikan pertunjukan musik, Syncronize Fest juga menyuguhkan berbagai pengalaman lain bagi pengunjung, di antaranya adalah Art & Merch Market, Outdoor Cinema, Karaoke, Record Fair dan Food & Beverages Festival.

3. Soundrenaline Festival

Festival musik yang sudah berlangsung sepanjang 17 tahun ini merupakan salah satu festival terbesar di Asia Tenggara. Diadakan di Bali dan melibatkan 60 musisi dari berbagai genre serta 17 kolaborator dari berbagai bidang seni turut disajikan penyelenggara dalam Soundrenaline tahun 2019.

Bertemakan kolaborasi festival ini menyajikan penampilan musisi lokal yang dari daerah diadakannya, Bali. Seperti adanya penampilan tentang kisah Kalatattawa dalam wujud teatrikal pewayangan Bali.

Soundrenaline dijanjikan akan semakin berwarna dengan keterlibatan para talenta progresif yang membawa karya-karya unik dan kolaboratif. Kolaborasi tidak hanya dihadirkan oleh sesama kreator/musisi, namun antara kreator/musisi dan pengunjung.

Bermacam-macam program mulai dari workshop, marketplace, live cooking demo dari musisi, hingga rap battle, diharapkan dapat memberikan pengalaman festival yang berkesan dan tak terlupakan bagi setiap pengunjung yang hadir.

4. Bali Blues Festival

Berkolaborasi dengan ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) festival ini menghadirkan artis lokal dan manca negara. Festival musik blues tahunan yang satu ini diadakan di kawasan pariwisata Nusa Dua, Bali, tak jauh dari pantai.

Nama-nama top seperti Gugun Blues Shelter, Balawan, Indra Lesmana, Achmad Albar, Dewa Budjana, Mates, Krakatau serta beberapa artis mancanegara sempat pula menjajal panggung festival ini.

Dengan hadirnya festival ini dapat mendobrak geliat industri musik blues di Indonesia untuk semakin berkembang dalam berkarya, serta turut menghibur penikmat blues tanah air.

5. Sunny Side Up Tropical Festival

Berbagai Festival Musik Indonesia

Pangsa pasar utama dari festival ini sejatinya adalah para turis yang melancong ke Bali. Digelar sejak dua tahun lalu, agenda ini menawarkan suasana pesta musim panas, dengan menghadirkan sederet DJ papan atas dan juga beberapa musisi terkenal dunia.

Digelar di Potato Head Beach Club yang hip di kalangan partygoers Bali, festival ini membebaskan pengunjungnya untuk bercengkerama seharian penuh, dari siang sampai malam, dengan suguhan penampil musik yang super keren, makanan lezat yang tiada habisnya, dan berbagai atraksi menarik lainnya. Beberapa penampil wahid yang pernah unjuk gigi di sini, di antaranya adalah Mark Ronson, Ellie Goulding, Azealia Banks, dan masih banyak lainnya.

6. We The Fest

Gelaran ini disebut sebagai versi lokalnya Coachella, yakni sebuah festival musik yang juga menjadi ajang bertemunya berbagai kreativitas dalam seni dan fashion. Bertempat di JIExpo Kemayoran, pesta ria paling trendi ini akan kembali dihelat pada 19-21 Juli 2019 dengan deretan penampil utama seperti Rae Sremmurd, Anne-Marie, Daniel Caesar, Troye Sivan, Sabrina Claudio, dan masih banyak lainnya.

Selain menikmati berbagai pertunjukan musik seru, pengunjung festival ini juga bisa saling pamer tampilan outfit-nya. Prinsip “the more is better” berlaku di sini. Semakin unik penampilan seseorang, “semakin hits” pula kehadirannya di sepanjang acara. Tidak ketinggalan berbagai stan komersial hadir di berbagai sudutnya, yang menawarkan berbagai produk fashion terkini, aksesori unik, dan juga sejumlah makanan lezat.

7. Jakarta International Java Jazz Festival

Tidak diketahui pasti kapan jazz “menginvansi” peta musik Indonesia. Namun, genre ini selalu menjadi tema yang seksi dalam penyelenggaraan festival musik di Tanah Air.

Jakarta International Java Jazz Festival atau populer disebut sebatas Java Jazz adalah festival musik terbesar di Indonesia saat ini. Digelar setiap awal Maret di JIExpo Kemayoran, gelaran ini selalu hadir secara bombastis, baik dari tata panggung maupun jumlah penampil yang diundang.

Festival ini juga disebut-sebut berperan besar dalam memasyarakatkan pemahaman tentang musik jazz kepada masyarakat luas. Dihelat sejak 2005 silam, Java Jazz bahkan berhasil masuk dalam radar pertunjukkan jazz kelas dunia yang posisinya disejajarkan dengan dedengkot pesta musik sejenis di dunia, seperti The Copenhagen Jazz Festival dan The Montreal International Jazz Festival.

Belakangan, Java Jazz meremajakan konsep festival musiknya dengan menghadirkan beberapa musisi kenamaan dari luar genre,guna menarik lebih banyak pengunjung. Nama-nama seperti Tulus, RAN, dan Afgan tampil sebagai penyegaran di tengah adu profesionalitas jazz di Kemayoran.

8. Ramadan Jazz Festival

Mungkin banyak orang akan mengernyitkan dahi ketika mengetahui bahwa festivak ini digelar di tengah-tengah bulan suci Ramadan. Namun, siapa sangka jika agenda ini terus mengalami perkembangan pesat dari tahun ke tahun, menjadikannya sebagai salah satu pesta musik paling ditunggu-tunggu di ibu kota.

Berlokasi di pelataran Masjid Cut Mutia, Jakarta Pusat, acara ini digagas oleh remaja takmir setempat sejak 2010 lalu. Lebih dari sekadar pertunjukan musik, festival tersebut juga bertujuan menggalang dana yang digunakan untuk mendukung program pembinaan masyarakat kurang mampu di ibu kota dan sekitarnya.

Sejauh ini, para penampilnya brasal dari dalam negeri, dengan beberapa nama beken yang pernang manggung di sini adalah Andien, Maliq & D’Essentials, Tulus, RAN, dan masih banyak lainnya. Acara ini selalu digelar beberapa saat setelah selesai ibadah salat Taarawih, tepatnya di dua hari pada pertengahan bulan suci Ramadan.

Aplikasi Untuk Menikmati Musik Indonesia

Aplikasi Untuk Menikmati Musik Indonesia – Dengan makin berkembangnya dunia musik, maka semakin banyak pula aplikasi pemutar musik yang seakan tidak mau kalah untuk memanjakan para penikmat musik. Memang sebenarnya sudah ada aplikasi pemutar musik bawaan pada smartphone, namun bagi Anda yang mau mengeksplor lebih banyak tentang dunia musik, kami akan memberikan beberapa referensi aplikasi pemutar musik terbaik untuk Anda pengguna smartphone yang juga pecinta musik.

1. Apple Music

Aplikasi Untuk Menikmati Musik Indonesia

Bagi pengguna IOS atau smartphone Apple pastinya sudah tidak asing lagi dengan Apple Music. Aplikasi Musik Gratis ini ternyata bisa juga sobat unduh di ponsel berbasis Android. Meskipun terkenal sebagai rival abadi Android namun kali ini Apple berbaik hati dengan menyediakan versi Apple Music di Playstore yang bisa sobat unduh. Banyak kelebihan yang ditawarkan Apple Music ini salah satunya Fitur Offline dan Online yang lengkap, namun sayangnya terkadang untuk masuk ke Apple ID cukup susah. slot online

2. Spotify

Aplikasi pemutar musik spotify adalah salah satu pemutar musik yang sangat difavoritkan pada saat ini. Aplikasi ini baru-baru saja dirilis dan Indonesia. Sebelum ada aplikasi spotify, masyarakat Indonensia memakai aplikasi JOOX. Tetapi seiring berjalannya waktu, spotify muncul di Indonesia dan langsung diserbu.

Untuk menikmati musik di Spotify, Anda harus rela untuk merogoh kocek yang cukup mahal. Dalam 1 bulan Anda harus menyisihkan uang jajan Anda senilai Rp. 45.000 dan Anda sudah bisa menikmati segala musik yang ada dalam spotify.

3. Musixmatch

Musixmatch merupakan aplikasi pemutar musik terbaik yang ada di Google Play Store. Selain untuk mendengarkan musik, aplikasi ini juga menyediakan lirik untuk memudahkan Anda menghapal lagu. Musixmatch juga memiliki tampilan yang tak kalah menarik juga mudah untuk digunakan.

Tak hanya itu saja, Musixmatch telah tersinkronisasi dengan aplikasi streaming musik seperti Play Music, Spotify dan yang lainnya. Anda juga dapat melihat terjemahan dari lirik yang kamu hapalkan.  Aplikasi yang bagus bukan?

4. JOOX

Jika Anda bosan melihat tampilan default pada aplikasi Anda atau sudah jenuh mendengarkan musik yang ada di smartphone Anda, dan Anda harus mencoba aplikasi pemutar musik yang tentunya bisa Anda gunakan untuk streaming musik terbaru yang sedang hitz.

Fitur yang disediakan JOOX memang tidak  sembarangan loh, musik yang kamu dengarkan melalui streaming JOOX berkualitas tinggi dan lagu yang Anda sukai tersedia dalam berbagai macam seri dan penyanyi. Keseruan yang bisa Anda dapatkan dengan menggunakan aplikasi ini tak hanya terletak pada kualitas streamingnya, tapi juga pada tampilan grafis yang begitu berwarna dan bisa Anda ubah sesuai dengan keinginan Anda.

Anda juga tidak perlu khawatir dengan gangguan iklan yang sering wara-wiri di aplikasi pemutar musik yang biasanya. Pada aplikasi JOOX ini, Anda bisa terbebas dari gangguan iklan dengan menjadi pengguna VIP. JOOX juga menyediakan fitur untuk mendengarkan radio dan memutar video musik yang Anda inginkan.

Di aplikasi pemutar musik terbaik ini Anda juga akan selalu mendapatkan update lagu terbaru yang tentunya memudahkan Anda untuk mengunduhnya tanpa harus pusing.

5. SoundCloud

Berbeda dengan aplikasi musik android gratis lainnya soundcloud menawarkan kumpulan lagu cover, dimana beberapa lagu cover tersebut bisa sobat ponseli nikmati pada aplikasi yang bisa di unduh di Playstore tersebut. Jangan lewatkan juga aplikasi yang satu ini menawarkan berbagai musik online yang sangat familiar untuk kita. SoundCloud sendiri merupakan aplikasi buatan Developer Audiomark.

6. Google Play Music

Perusahaan besar semacam Google pun meluncurkan aplikasi gratis unutk memutar musik dan lagu-lagu kesayangan anda. Aplikasi yang telah diunduh lebih dari 3 juta kali oleh para pengguna Android ini cukup mudah dengan interface yang sederhana.

Aplikasi Untuk Menikmati Musik Indonesia

Di aplikasi ini anda bisa mengatur dan memasukan beberapa lagu untuk kemudian anda buat Play List khusus. Anda bisa hanya mendengarkan lagu-lagu favorit di Play List khusus yang telah anda buat. Anda juga bisa mendownload lagu melalui aplikasi Google Play Music.

7. Audio Player

Aplikasi pemutar lagu yang cukup bagus untuk mendengarkan lagu-lagu favorit. Dalam aplikasi ini memiliki beberapa fitur seperti tombol navigasi yang simpel, Shuffle, Album, Notification Control dan masih banyak lagi. Aplikasi yang sudah diunduh dari 45 ribu kali pengunduhan ini akan membuat anda lebih mudah untuk mencari lagu.

Anda tidak perlu kesal saat mencari lagu yang lambat atau lelet, karena Audio Player bisa melakukannya dengan cepat. Sementara itu, kalian juga bisa mendengarkan berbabagi macam jenis lagu favorit anda dengan menggunakan aplikasi ini baik lagu-lagu dalam negeri maupun lagu-lagu luar negeri.

8. Poweramp Music Player

Salah satu pemutar musik untuk smartphone terbaik paling populer yang bisa memainkan musik dengan memanjakan visual Anda adalah Poweramp Music Player.  Ditambah dengan desain yang stylish dan tumpukan tool equalizer grafis yang bisa diubah sesuai selera. Aplikasi ini juga mampu memainkan format audio seperti MP3, MP4/MP4A juga MPC, TTA, WV, KERA, ALAC, OGG, WMA, AIFF, WAV dan FLAC.

Fitur yang tak kalah seru adalah tampilan lirik yang bisa Anda gunakan agar bisa lebih cepat untuk menghapalkan lagu. Tak hanya itu saja, terdapat fitur pendukung lainnya seperti replay gain, gapless, crossfading dan playback. Anda juga bisa mengkustom tema visual sesuai keinginan Anda.

9. PlayerPro Music Player

Aplikasi pemutar musik terbaik ini dapat mengkategorikan musik sesuai dengan album, komposer, genre, lagu, artis, hingga playlist pilihan Anda. PlayerPro memiliki equalizer grafis yang sangat bagus untuk dilihat. Cocok untuk Anda yang bosan dengan tampilan default yang itu-itu saja.

Aplikasi ini memungkinkan Anda untuk menelusuri lagu dengan seru, dengan tampilan yang skinnable yang tentunya bisa Anda ubah dengan meng-install skin yang tersedia di aplikasi. Selain dari pada itu, Anda juga dapat mencari video dan bahkan memainkannya di aplikasi ini.

10. Shuttle Music Player

Aplikasi pemutar musik ini bisa menjadi salah satu yang terbaik yang pernah Anda tahu. Karena aplikasi ini menyediakan berbagai fitur yang keren yang harus Anda coba.

Dengan kemampuan equalizer 6-band yang bisa Anda gunakan untuk meningkatkan kualitas bass pada musik, aplikasi ini juga memiliki fitur gapless playback agar pemutar musik tidak berhenti ketika berganti lagu. Shuttle Music Player juga telah di sertai dengan sleep timer. Jadi buat Anda yang suka mengeksplorasi musik, Anda bisa segera mengunduh aplikasi ini.

11. Double Twist Music Player

Double Twist Music Player merupakan aplikasi yang anti mainstream karena menjadi salah satu aplikasi pemutar musik terbaik yang menjadi alternatif iTunes yang patut Anda coba. Pada aplikasi ini Anda dapat menyinkronkan musik ke smartphone dari perangkat PC atau Mac dan bahkan playlist iTunes hanya dengan menggunakan kabel USB. Anda juga bisa mencari gambar album , mengelola langganan podcast dan berbagai macam fitur lainnya.

12. Neutron

Aplikasi pengolah audio yang dilengkapi dengan komputasi 32/64-bit. Aplikasi ini didukung dengan OS Independent Decoding yang menjamin kualitas suara yang tak tertandingi. Terdapat banyak fitur dan pengaturan canggih dalam aplikasi ini yang bisa anda gunakan untuk mendukung kualitas audio yang dihasilkan oleh perangkat anda.

Ditambah dengan efek suara digital yang mumpuni, maka pengalaman mendengarkan lagu melalui perangkat akan terasa sebanding dengan ketika anda mendengarkan lagu melalui sound speaker canggih. Nah, jika anda tertarik dengan aplikasi ini, anda bisa memanfaatkan free terial selama 5 hari untuk menjajal kualitas dari aplisaki pemutar musik online dengan nama Neuttron ini.